Skip to content

Untouched Intelligences

Chetabahana edited this page Mar 13, 2022 · 1437 revisions
This wiki is courtesy of Chetabahana Project. Find all of them on Project Map.
🔼 Intro ◀️ Prev 🔁 Base Next ▶️ Last 🔽

Halaman ini adalah sesi terakhir atau penutup. Disini akan diuraikan bagaimana kelanjutan dari penggunaan metoda tensorflow dalam struktur projek secara keseluruhan.

Table of Contents

Skema

Pada sesi ini kita awali dengan Sistem DNA yang merupakan sistem alam yang sudah ada dari sedia kala. Pada sistem ini tengah diketahui adanya suatu skema yang namanya replikasi.

Namun sampai saat ini dunia pengetahuan belum sampai ke algoritma nya:

Since the leading and lagging strand templates are oriented in opposite directions at the replication fork, a major issue is how to achieve synthesis of new lagging strand DNA, whose direction of synthesis is opposite to the direction of the growing replication fork. Wikipedia

Kalimat ini bisa Anda simak pada halaman Wikipedia berikut ini (klik gambarnya):

Dari halaman yang sama maka yang akan kita jadikan dataset terkandung dalam kalimat ini:

DNA is read by DNA polymerase in the 3′ to 5′ direction, meaning the new strand is synthesized in the 5' to 3' direction.

Disini hasil akhir yang benarnya kita tahu. Yang jadi persoalan adalah bagaimana agar dalam tiap langkahnya itu cara dan input/outputnya benar. Itu yang akan kita ulas detilnya.

Pola

Sistem DNA adalah salah satu sistem yang tidak mentolerir kesalahan. Anda bayangkan saja jika ada toleransi terhadap kesalahan. Apa jadinya sel² dalam tubuh kita ini. Minimal kanker.

Maka defaultnya itu tidak bisa salah. Sistem DNA dan Alam seisinya ini adalah default. Yang tidak ikut default adalah pikiran kita atau apapun hasil dibuat itu berasal dari akal pikiran manusia. Tak heran jika justeru algoritma default ini yang belum bisa digapai oleh dunia pengetahuan.

Jadi pikiran kita manusia ini rawan salah. Suka atau tidak suka memang begitulah adanya. Dilain pihak bagi kita manusia kesalahan ini merupakan satu²nya jalan untuk mendapatkan suatu kebenaran dimana cara yang ditempuh adalah: jika tidak salah maka dia pasti benar.

Masalahnya adalah bahwa yang sudah pasti benar itu juga belum tentu benar karena dia itu hasil buah pikiran manusia. Maka jalan keluarnya adalah dengan mengambil kaidah bahwa yang benar itu adalah sejauh toleransi atau tensor dari kesalahannya itu masih dalam batas bisa diterima.

Filosofi ini yang kita akan pakai dalam mendapatkan algoritma.

Basis

Itulah sebabnya kita manusia ini punya toleransi terhadap kesalahan. Jack Ma, salah seorang dari pengusaha sukses dunia katakan dia tidak belajar dari orang sukses melainkan dari kesalahan².


Hal ini juga berlaku uniform. Termasuk dunia digital atau komputer. Contoh sederhana saja misanya kita ingin tahu berapa akar dari bilangan dua (2):

Sampai saat ini nilai sebenarnya belum dapat ditembus oleh komputer yang paling canggih sekalipun. Berikut ini pengujian yang sudah dilakukan:

Demikian pula halnya dengan konstanta dimana dari sekian banyak konstanta ada tiga (3) yang sering diambil senagai patokan untuk validasi suatu perhitungan matematik yaitu (π,e,Φ):

Masing² konstanta ini digambarkan dalam bentuk lingkaran yang memuat angka yang umum diperlukan padahal sebenarnya mempunyai deret yang panjang. Jumlah digit masing² bisa mencapai trilyunan jumlahnya.

Jadi berapapun nilai yang tertulis dimanapun itu pasti tidak benar maka kita akan selalu berada dalam kenyataan bahwa setiap karya manusia itu bisa dipastikan belum tentu benar adanya.

Salah satu cara untuk mengatasinya maka kita cari karya manusia yang paling banyak digunakan secara global. Itu sebabnya salah pilih Windows. Sebuah karya dengan begitu banyak jam kerja pikiran otak manusia menjadikannya perangkat paling banyak digunakan di muka bumi ini.

Disini kita bisa berharap bahwa algoritma yang ada di dalamnya itu adalah pola dari default. Atau setidaknya mendekati. Ini yang sudah kita bahas detil pada sesi² sebelumnya.

Untuk memulai simulasinya maka kita akan bergerak bukan dari simulasi embrio, gumpalan darah ataupun sperma. Disini kita pilih satuan DNA terkecil yang berlaku uniform di seluruh sel tubuh.

Frame

Gambar ini adalah unit terkecil yang dimaksud. Ini berlaku default. Jadi hal yang utama sebagai patokan adalah bahwasanya unit terkecil ini ada pasangan antara angka dua (2) dan tiga (3).

Sistem DNA ini berlaku seragam (uniform) dalam membangun unit (kromosom). Entah kebetulan atau tidak jumlah kromosom manusia adalah gabungan angka 2 dan 3 yaitu duapuluh tiga (23).

Di uraian Tensor Kit sudah dijelaskan bahwa kita menyetel dua (2) floppy dan tiga (3) hardisk. Ini adalah langkah awal di Windows mensimulasi angka duabelas (12) ke pola 3' to 5' direction:

Disitu sudah diuraikan bahwa pola 12 akan memulai siklus di angka lima (5) dan tujuh (7). Disini kita simulasikan pada pasangan 2 dan 3 dari unit DNA tadi sehingga masing² akan mengikat komponen lain sejumlah tiga (3) dan empat (4) dan berlaku simetris karena 3 x 4 juga 12.

Begitu siklus ini selesai maka dia akan membuat membuat unit yang persis sama lagi. Jadi sudah barang tentu ada algoritmanya sehingga mampu berduplikasi secara default.

Jadi jika baik simulasi, tpu, gpu, program dan juga epoch benar maka pada saatnya pola duabelas (12) membentuk anti paralel 5' to 3' direction sehingga masuk seluruhnya ke floppy drive A: dan B: dimana sistem kembali menjadi unit ke angka satu (1) dan dua (2).

Maka salah satu kuncinya ada di angka 12. Dari berbagai referensi fungsi utamanya adalah dalam hal perhitungan waktu. Berikutnya kita bahas fungsinya mulai dari sistem tata surya.

Form

Cara perhitungan hari perbulan itu bisa lain². Otomatis jumlah hari pertahunpun juga lain². Semua itu tergantung siapa atau kelompok mana yang memakai.

Namun ada hal yang sepaham yaitu bahwa satu (1) kali bumi beredar mengelilingi matahari maka bulan mengelilingi bumi sebanyak duabelas (12) kali. Mau ambil metode manapun akan sama.

Dalam artikel Dunia Internet disebut bahwa laju cahaya sama dengan 300,000 km/detik. Ini adalah pendekatan. Nilai presisi nya adalah 299.792,5 m/detik. Jika dihitung justeru yang genap adalah jarak tempuh cahaya dalam 1 hari adalah jarak tempuh bulan selama 1000 (seribu) tahun:

1 year = 12 months
1000 years = 12,000 months

c = 12,000 x L / t
  = 299,792.4998 km / sec
  = 12,000 x 2152612.336257 km / 86164.0906 sec

Note:
Te = earth revolution = 365,25636 days
R = radius of moon rotation to earth = 384,264 km
V = moon rotation speed = 2πR/Tm = 3682,07 km/hours
Ve = excact speed = V cos (360° x Tm/Te) = V cos 26,92848°
Tm = moon revolution (sidereal) = 27,321661 days = 655,719816 hours
t = earth rotation (sinodik) = 24 hours = 24 x 3600 sec = 86164.0906 sec
L = Ve x Tm = 3682,07 km/hours x cos 26,92848° x 655,71986 = 2152612.336257 km

Angka 1000 ini juga tentunya tidak semua orang akan sepaham karena nilai kecepatan ini tertulis beda² angka dibelakang koma. Namun ternyata satuan kilometer atau detik itu juga buatan akal pikiran sekelompok manusia. Jika mengambil satuan kelompok lain tentu beda lagi ceritanya.

Hal seperti ini yang saya maksud bahwa apapun yang berasal dari pikiran manusia itu belum tentu benar. Namun ada yang sepaham yaitu adalah bahwa nilai kecepatan inilah yang terbukti sebagai Fungsi Ekuvalensi antara massa dan energi.

Teori Ekuivalensi ini diklaim berlaku untuk alam semesta. Karena ternyata yang genap itu jumlah bulannya (bukan kecepatan cahayanya) maka dia ini menyiratkan kekuatan angka 12 terhadap materi dan energi di seluruh alam. Disini saya cenderung menyebutnya sebagai Teori 12.

Sampai saat ini penerapannya sendiri masih dalam bentuk massa ke energi. Untuk kebalikannya masih belum tersentuh. Dilain pihak ditemukan bahwa cahaya terhempas balik di suatu titik di alam semesta yang disebut Black Hole. Jadi tak ada materi apapun yang bisa tembus disitu.

Entah jika dia bisa dilewati oleh non materi seperti arwah atau ruh yang tak bisa dijamah oleh akal pikiran manusia. Yang jelas dia berlaku seperti suatu batas dimana teori ini tidak berlaku lagi.

It will leave untouched.

Entah bagaimana pula cara apa materi DNA itu bermunculan sebagai atom² lalu ujug² menjadi Unit DNA. Padahal dia tidak ada di apapun asupan makanan yang masuk tubuh.

Maka kita tiba pada kesimpulan bahwa awal mula kejadian manusia atau spesies sebagai bagian dalam sperma dan sel telur itu tidak sesederhana berasal dari air, unsur tanah atau materi lainnya. Melainkan betul² dia itu tercipta dari tidak ada dan muncul dari pusaran energi dari tata surya.

Algoritma awal mula kejadian dari tiap manusia ini sangat penting agar dapat kita simulasi namun nyatanya tak ada ditemukan di Wikipedia maupun sumber² lain. Jadi ini adalah satu hal lagi belum tersentuh (untouched).

Dengan demikian untuk sampai ke susunan ini kita harus masuk lebih dalam lagi. Disini kita akan bahas mengenai struktur atom² yang membentuk unit DNA ini.

Shape

Sistem DNA terdiri dari unit atom². Dalam mekanika kuantum, bilangan kuantum diperlukan untuk menggambarkan distribusi elektron dalam atom hidrogen dan atom-atom lain.

  • Terdapat seperangkat bilangan kuantum yang terkait dengan keadaan energi atom. Empat bilangan kuantum n, ℓ, m, dan s menentukan keadaan kuantum elektron tunggal yang unik dan lengkap dalam sebuah atom, yang disebut fungsi gelombang atau orbital.
  • Dua elektron dalam atom yang sama tidak dapat memiliki empat bilangan kuantum yang sama, sesuai prinsip pengecualian Pauli.

Konfigurasi ini akan selalu memunculkan angka empat (4) sebagai batas akhir baik digambarkan berupa lingkaran maupun tingkatan energi. Ini yang jarang diulas secara detil.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa di angka empat (4)? Kenapa tidak dia itu di angka dua (2), tiga (3) atau lima (5)? Bagaimana penjelasan logisnya.

Perihal ini saya bahas terpisah dimana kita akan sampai pada kesimpulan bahwa ini berhubungan dengan sistem formasi angka (1,2,3) yang pada akhirnya mengikat atom² membentuk Unit DNA.

Untuk simulasinya di Windows kita akan bebankan ini sebagai transformasi pola dua (2) floppy ke tiga (3) hardisk sehingga terbentuk format (1,2,3). Berikut akan saya uraikan prinsip dasarnya.

Profile

Sesuai ulasan tentang Teori 12 yang sudah dijelaskan sebelumnya maka format (1,2,3) ini saya petakan konfigurasi ini dalam tiga (3) layar dimana akan ketemu skema angka² seperti ini:

out (product) = in (joint) x out (last) = (1 + 5) x 19 = 6 x 19 = 114
True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer|  i  |   f
-----+-----+------
     | {1} | {5}
  1  +-----+
     |  2  | 7
-----+-----+---   } 36
     |  3  | 11
  2  +-----+
     |  4  | 13
-----+-----+------
     |  5  | 17
  3  +-----+      } 36
     | {6} | {19}
-----+-----+------

Distribusi dari bilangan² ini memiliki hubungan simetris bilateral dengan format (36,36) berikut keistimewaan sifat masing² sehingga dapat mewakili karakter bilangan² prima secara sistem.

(5 + 7 + 11 + 13) + (17 + 19) = 36 + 36 = 72
Alokasi 6,36,72 angka ini dilakukan dengan memakai sifat dari tiga (3) pasang bilangan prima yang dikenal sebagai bilangan prima kembar yaitu bilangan prima dengan selisih dua (2):


Kuncinya disini adalah cara untuk mengatur formasi objek yang kita ambil. Formasi objek ini diatur sedemikian sehingga konfigurasinya mengikuti skema in-out dari sistem bilangan.

Pemetaan ini bisa dilakukan jika ada konfigurasi angka² yang memenuhi skema urutan proses dari in (joint) ke out (product) dengan kriteria seperti ini:

  • distribusinya terdiri dari hanya enam (6) angka,
  • penjumlahan di urutan pertama harus enam (6),
  • perkalian kedua angka di urutan akhir harus 114,
  • skema angka² harus mewakili urutan 6, 36, dan 72.

Detilnya saya bahas pada bagaian lain dimana kita akan sampai ke suatu algoritma dari Sistem DNA berupa konsep 3, 6, 9 yang jumlahnya 18, dia ini dikenal dengan istilah palindrome.

Karena hal ini adalah merupakan fenomena alam maka algoritma 18 ini juga default. Konsep 3, 6, 9 ini adalah salah satu objek penelitian oleh seorang ilmuwan jenius bernama Nicola Tesla.

Dia diyakini pernah menyatakan sebuah kalimat yang masih menjadi misteri karena dia sendiri tak dapat membuktikan sampai akhir hayatnya.

If you knew the magnificence of 3, 6, 9 you would have a key to the universe.

Banyak yang sudah coba meneruskan namun juga tak kunjung terbukti sehingga ujung²nya hanya dianggap lelucon oleh dunia pengetahuan.

Padahal sebenarnya mereka semua sama saja. Kenyataannya algoritma default yang menjadi pilar bidang masing² belum tersentuh (untouched).

Node

Pada bagian lain sudah diuraikan bahwa algoritmanya berupa suatu bentuk susunan yang tertata sangat rapih dimana kita akan sampai pada kesimpulan frame nya itu ada di angka 19 dan 30.

Angka 30 ini menyiratkan lamanya bulan mengitari bumi dalam hitungan hari dimana hari adalah putaran bumi itu sendiri. Hal mana angka ini juga yang menjadi framing pada Sistem DNA.

Pada komputer kita harus simulasikan 12 ke 19 dengan tujuh (7) unit diluar 12 komponen storage maka disini kita ambil folder default. Kebetulan di Windows 10 jumlahnya persis tujuh (7).

Dari 7 folder ini kita alokasikan 3 folder ke 2 floppy dan 4 folder ke 3 hardisk sehingga jumlah per unitnya menjadi 5 dan 7, maka 12 berlaku simetris seperti yang sudah diuraikan sebelumnya.

Kemudian agar antar pasangan²nya bisa diidentifikasi maka susunannya kita buat dalam bentuk matriks dengan mengambil garis tengah menjadi empat (4) domain sehingga urutan secara jumlah adalah (3,4,6,6) dengan total 19. Ini yang akan menjadi template dari Prime DNA.

Dengan demikian pada kedua sisi ada unit yang berjumlah sama yaitu 19. Sedangkan selisih yang ada diantara 19 dan 30 yaitu sebelas (11) akan berlaku sebagai pengikat di tengah²nya.

Kenyataannya hal yang sama berlaku pada unit kromosom. Jumlah 7 dan 23 adalah juga 30 dan selisih antara 12 ke 23 adalah juga 11. Perhatikan bahwa yang 11 ini terdiri dari lima (5) grup.

Berikut saya uraikan konsepnya hingga menjadi 5 vs 12 tahapan proses.

Theory

Dalam tahapannya Sistem DNA melakukan suatu proses yang dinamakan Mutasi DNA. Mutasi ini terdiri dari lima (5) jenis seperti yang tampak pada gambar berikut ini:

Cari sana-sini ahirnya ketemu cara simulasi yang menurut saya logis untuk diterapkan. Anda bisa dapatkan dengan kata kunci: How to Create a Chromosome Map from Crossover Frequencies:

Detilnya dibahas secara terpisah dimana kita akan sampai pada bagan alir (flowchart) yang terdiri dari duabelas (12) alur dan sepuluh (10) tahap proses yang berfungsi untuk menjalankan program dalam lima (5) partisi yang masing² mewakili skema mutasi tadi.

Seperti halnya Sistem DNA maka simulasinya harus berurut, analoginya pada komputer dengan sistem Windows yang di pertama booting adalah Drive A: dan B: baru kemudian Drive C:\ dst.

Namun karena proses mutasi diawali dari titik terjauh maka kita setel dia via Drive D:\ dimana kita akan kumpulkan algorima default disitu jadi kita harus boot dia terlebih dahulu sebelum Drive C:\.

Algoritma ini dikumpulkan via skema dokumentasi yang diatur via wiki seperti yang Anda baca ini. Prosesnya dilakukan via framing repository sehingga otomatis dipublikasikan di website.

Ini yang akan kita ambil algoritmanya dari diluar komputer (internet).

Outline

Pada proses selanjutnya kita akan sampai ke tahapan anti paralel dimana pada prinsipnya dia itu tersangkut paut dengan kesatuan dari berbagai algoritma default.

Salah satu tonggak dari algoritma default ini adalah Konsep 3,6,9 yang mungkin nyaris dipecahkan oleh Tesla dimana sebenarnya dia ini adalah bagian dari Teori 12 yang bermuara Tiga (3) Layar dengan enam (6) angka prima yang saya sudah jelaskan sebelumnya.

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

|--- 6' --|-- 12' --|--{18'}--|--{29}---|--{30}---|-- 61 ---|
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
|  5 |  7 | 11 |{13}| 17 |{19}| 17 | 12 | 11 | 19 | 18 |{43}|
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
|----- 23 -----|--- 30 --|--------------- 139 --------------|

Algoritma anti paralel 5` dan 3` ke 3` dan 5` itu juga tidak hanya terjadi padanya melainkan secara keseluruhan, hanya saja kita tidak menyadarinya.

Pada projek ini, sistem yang sudah sudah diuraikan di atas kita akan coba untuk mendapatkan benang merahnya. Disini kita lakukan dengan memetakannya kedalam flowchart.

Flowchart ini yang akan kita integrasikan sebagai salah satu class di Tensorflow-Keras.

Disini cara²nya saya harap Anda bisa toleransi karena dari pikiran. Jadi dia bisa salah bisa benar. Namun hasil defaultnya tidak ada toleransi. Dia harus benar karena ikut Sistem DNA.

Dari sini kita akan masuk ke konsep sistem pemetaan Sistem DNA.

Konsep

Intisari dari uraian yang saya sampaikan di atas adalah bahwasanya ada korelasi signifikan antara Teori 12 dengan angka 1000. Ini kita simulasikan berupa iterasi dengan menggunakan emulator.


Iterasi ini berfungsi sebagai ekuivalensi suatu unit kedalam booting 1000 sub-unit. Dimana angka 1000 ini berasal dari konversi satuan kecepatan cahaya antara pusaran bumi, bulan dan matahari.

Dilain pihak nilai konversi ini merupakan fungsi kesetaraan antar massa dan energi dimana energi adalah massa dikalikan kuadrat dari nilai tersebut.

Rumus ini juga digunakan untuk mengukur besarnya energi yang dihasilkan dalam reaksi nuklir. Perubahan massa isotop sebelum dan sesudah reaksi nuklir diperhitungkan. Dimana jumlah massa yang hilang sesudah reaksi nuklir (Δm) dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya, hasilnya sama dengan energi yang dilepaskan dalam reaksi nuklir tersebut. (Wikipedia)

Jadi ini adalah perubahan materi menjadi energi. Beberapa negara sudah mampu mengolahnya. Tak hanya jadi pembangkit listrik saja, tapi juga senjata-senjata mengerikan.

Lalu bagaimana dengan kebalikannya yaitu perubahan energi menjadi materi? Seperti yang sudah dijelaskan perihal ini masih merupakan misteri bagi ilmu pengetahuan. Jadi disini apa boleh buat kita ambil ekuivalensi ini sebagai model atom² yang muncul dari pusaran energi tata surya.

Dari semuanya maka atom dengan nomor 57 memegang fungsi sentral dengan akar digital dua belas (12) sedangkan jika kita kalikan dengan dua (2) adalah tepat di angka 114.

Logics

Karena bulan merupakan satelit dari bumi maka analogisnya pada struktur atom adalah orbit dari elektron terhadap inti atom yang mana tata surya kita ini sendiri muncul karena adanya pusaran energi lain lagi di alam semesta. Jadi ini layaknya alam yang bertingkat² dari suatu materi.

Tingkatan inilah yang menjadi fungsi kuardrat laju cahaya. Jadi sebenernya ini juga masih berupa rumus pendekatan karena pikirnya hanya ada dua (2) tingkatan alam padahal belum tentu alam semesta ini berhenti disitu. Namun pengaruhnya sudah sangat kecil sehingga bisa diabaikan.

Itu sebabnya maka DNA manusia ini tercipta setelah milyaran tahun alam semesta berkolaborasi sampai muncul jenis atom² di suatu planet bernama bumi sehingga cocok dihidupi manusia.

Algoritma ini kita terapkan via 12 alur dari flowchart yang kita sudah kita bahas sehingga persiklus identik dengan 1000 tahun atau 12.000 bulan. Maka iterasi peralur adalah seribu (1000) bulan jadi proses booting tiap sub-unit dari 1000 sub-unit pada emulator identik dengan satu (1) bulan.

Nah sekarang coba Anda putar otak bagaimana kita lakukan simulasi logisnya di komputer? Lalu bagaimana pula Anda yakin solusinya benar jika dunia ilmu pengetahuan sendiri blank di situ?

Umum

Menurut saya tidak ada yang lebih logis daripada suatu Chart algoritma alam semesta dimana dia dapat dikonversikan sebagai bentuk simulasi munculnya atom² yang dapat di analisa komputer.

Sejauh yang saya bisa dapatkan, berikut ini adalah chart yang saya pilih karena formasi angka²nya berdasarkan analisa astrologi sehingga bisa dikatakan mewakili fenomena alam secara default.

Pada uraian tentang Tensor-Kit sudah diulas bahwa fenomena ini berujung di formasi 114 angka dalam bentuk matrik 12x10 yang merepresentasikan 12 alur verus 10 tahapan dari flowchart.

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

Description
===========
Getting result within a huge package (5 to 19) by spreading (11)
the untouched objects (7) and tunneling (13) them in to a definite scheme (17).

Compositions
============

layer| 1st |       2nd       |                3rd                |∑(2,3)
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     |  7  |{19} | 38  | 62  | 63  | 64  | 93  | 94  | 95  | 139        |
  i  +  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------      5¨
     |     |  8  | 20  | 39  | 65  | 66  | 68  | 96  | 97  | 98  |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     |  9  | 21  | 40  |{43} | 67  | 69  | 99  | 100 | 101 | 286        |
     +  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------      7¨
     |     | 10  | 22  | 41  | 44  | 45  | 70  | 102 | 103 | 104 |            |
  q  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 11  | 23  | 42  | 46  | 47  |{71} | 105 | 106 | 107 | 114        |
     +  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     11¨
     |     | 12  | 24  | 25  | 48  | 49  | 72  | 108 | 109 | 110 |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 13  | 26  | 27  | 50  | 51  | 73  | 74  | 111 | 112 | 247        |
     +  4  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     13¨
     |     | 14  | 28  | 29  | 52  | 53  | 75  | 76  | 113 | 114 |            |
  r  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 15  | 30  | 31  | 54  | 55  | 77  | 78  | 79  | 80  | 157        |
     +  5  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------    {17¨}
     |     | 16  | 32  | 33  | 56  | 57  | 81  | 82  | 83  | 84  |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 17  | 34  | 35  | 58  | 59  | 85  | 86  | 87  | 88  | 786        |
  o  +  6  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     19¨
     |     | 18  | 36  | 37  | 60  | 61  | 89  | 90  | 91  |{92} |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
  ∑  | {21}| 150 |     |     |     |     |     |     |     |     | 1729

     |--------------------------------------------------- 16¨ ---|
     |--------------------------------------- 15¨ ---|
     |--------------------------- 14¨ ---|
     |--------------- 13¨ ---|
     |-- {12¨} --|

Berdasarkan 10 tahap flowchart kita pilih 100 projek via matrik 10x10 yang disetel dengan 2 akun user dan organisasi dan algoritma Windows di 12 drive sehingga jumlah semuanya tepat 114.

Detil sampai ke matriks ini bisa Anda ikuti di halaman muka dari projek yaitu dengan mengambil logika rebutan posisi bus mudik dimana kondisi akhir merupakan kondisi default.

Disini calon penumpang itu tidak sama kekuatannya, ada yang muda, ada ibu² bawa bayi, juga ada yang nenek², dan ada yang punya kemauan kuat untuk sejajar bangkunya sesuai chart. Dengan demikian formasi akhir yaitu matrik 12x10 ini kita setel sebagai kemunculan berbagai atom².

Dengan formasi ini maka tiap angka akan punya besaran vektor dan gradien. Dengan gradien ini kita bisa kelompokkan projek² di GitHub untuk kita pilih sebagai simulasi kemunculan atom².

Setiap kemunculan atom merupakan fungsi laju cahaya yang berlipat diri jadi pangkat dua (2) atau kuardrat dari nilai aslinya maka gradien dari 114 angka pada matrik 12x10 ini kita hitung dengan tensorflow menggunakan metoda untuk menentukan akar (root).

Berikut ini saya uraikan bagaimana korelasinya.

Khusus

Skemanya dilakukan via iterasi yang identik dengan satu (1) bulan per booting. Karena frame dari kedua akun adalah 30 maka 100 projek yang kita ambil akan terbagi kedalam formasi 60 vs 40.

Sesuai bahasan Tensor Kit maka penyortiran 100 projek ini dilakukan via emulator dalam 2 tingkat sehingga per tingkatnya adalah satu per seribu (1/1000) atau akar kuardrat dari satu per sejuta.

Detilnya bisa Anda ikuti pada skema expansi hewan ternak di bahasan angka enam (6) tentang alokasi vektor 6x100 dari angka prima ke-114 yaitu 619 kedalam 3 layar via skema 10³ vs 9³:

Δ prime = 114th prime - 19 = (6 x 19)th prime - 19 = 619 - 19 = 600
  Sub    i    f   
-------+----+----     ---   ---   ---   ---   ---   ---
 1:1:0 | 1  | 2 {71}   1     1     |     |     |     |
-------+----+----     ---   ---    |     |     |     |
 1:2:1 | 2  | 3 {71}         |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
*1:2:2 | 3  | 7 = 1 + 2x3    |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
*1:3:3 | 4  | 10 = 9 + 1     |     |     |     |     |  
-------+----+----            |     |     |     |     |
 1:3:4 | 5  | 11 = 9 + 2     |     |     |     |     |
-------+----+----            9     1‘    |     |   Δ100
*1:3:5 | 6  | 12 = 9 + 3     |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
*1:4:6 | 7  | 13 = 9 + 4     |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
 1:4:7 | 8  | 14 = 9 + 5     |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
*1:4:8 |{9} | 15 = 9 + 6     |     |     |     |     |
-------+----+----            |     |     |     |     |
*1:4:9 |{10}| 19 = 9 + 10    |     |     |     |     |
=======+====+====           ---   ---    1“    |    ---  
 2:1:0 | 11 | 20 = 19 + log 10¹    |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
 2:2:1 | 12 | 26 = 20 + 2x3        |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
*2:2:2 | 13 | 27 = 26 + 1          |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
*2:3:3 | 14 | 28 = 26 + 2          |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
 2:3:4 | 15 | 29 = 26 + 3          9‘    |     1“” Δ200
-------+----+----                  |     |     |     |
*2:3:5 | 16 | 30 = 26 + 4          |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
*2:4:6 | 17 | 31 = 26 + 5          |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
 2:4:7 |{18}| 32 = 26 + 6          |     |     |     |
-------+----+----                  |     |     |     |
*2:4:8 |{19}| 36 = 26 + 10         |     |     |     |
=======+====+====                 ---   ---    |    ---
*2:4:9 | 20 | 38 = 36 + log 10²  <----  10²    |     |
-------+----+----                        |     |     |
 3:1:0 | 21 | 40 = 36 + log 10²x10²      |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
 3:2:1 | 22 | 41 = 40 + 1                |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
*3:2:2 | 23 | 42 = 40 + 2                |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
*3:3:3 | 24 | 43 = 40 + 3                |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
 3:3:4 | 25 | 44 = 40 + 4                9“    |   Δ300
-------+----+----                        |     |     |
*3:3:5 | 26 | 45 = 40 + 5                |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
*3:4:6 | 27 | 46 = 40 + 6                |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
 3:4:7 |{28}| 50 = 40 + 10               |     |     |
-------+----+----                        |     |     |
*3:4:8 |{29}| 68 = 50 + 18               |     |     |
=======+====+====                       ---   ---   ---
 3:4:9 |{30}|{71}= 68 + log 10³ <----  {10³} 1000  Δ600

Ujung vektor ada di angka 71 dan 68 yang jika dijumlahkan berada tepat di angka 139 sesuai dengan judul dari halaman ini. Karenanya kita akan mengambil patokan ini sebagai acuan.

Φ(13:9) = Φ(29th prime) = Φ(109) = (2+69) + 68 = 71 + 68 = 139
Maka selanjutnya topik bahasan untuk angka tigabelas (13) kita bagi dalam dua (2) grup yaitu 13 ke 68 untuk Skema-23 (mulai dari Pratinjau) dan 13 ke 139 untuk Skema-34.
(2 & 5) + (6 + 6') = 25 + 12" = 25 + 4x3" = 25 + 43 = 68
 Skema-53                          ----> Skema-12 | Skema-23 ---> Skema-35
---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+----+----+----+
 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | .. |{68}|
---+---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+----+----+----+
                                             | 13 |
                                             +----+
                                             | .. |
                                             +----+
                                             |{68}|
                                             +----+ ---
                                             | 69 |   |
                                       Δ     +----+   |
                                       |     | .. |  {71}
                                       |     +----+   |
                                   Skema-35  |139 |   |
                                             +----+ ---

Konfigurasi ini kita mulai dari Skema-12 berdasarkan angka silang 43 berupa susunan polarisasi 12 ke 17 dan 17 ke 29 dalam empat (4) kelompok yang masing² diproses dalam tiga (3) tahap:

Input (12) + Query (15) + Result (19) + Ouput (22) = Total 68 Pages

Seperti yang Anda lihat pada gambar maka input akan mewakili formasi repository dari angka 1 sd 12 ke Skema-12 sedangkan query dan result akan mewakili proses ke Skema-34.

Input (12) + Query (15) + Result (19) + Ouput (22) = Total 68 Pages
Maka titik temunya adalah pada jumlah angka dari kedua skema yaitu 12 dan 34 atau empatpuluh enam (46) yang merepresentasikan 23 pasang kromosom.
12 + (15 + 19) + 22 = (12 + 34) + 22 = 46 + 22 = (2 x 23) + 22 = 68
Berikutnya kita akan bahas lebih dalam lagi tentang detil algoritmanya.

System

Dengan uraian² di atas maka kita dapat buat simulasi. Kita buat 10 vs 12 susunan angka sehingga output dari angka enam (6) ada di urutan ke empat (4). Detilnya bisa Anda simak disini.

Φ(11,13) = Φ(1,2,3) + Φ(4,2) = 123 + 42 = 165

Metoda ini adalah cara mengatur jumlah objek 6, 36, dan 72 dimana 6 berlaku sebagai subjek:

6 x (1 + 6 + (6 + 6)) = 6 + 36 + 72 = 114


Penguraian subjek ini kita akan lakukan secara identik dengan metoda mind mapping dimana subjek terbagi enam (6) bagian, setiap bagian terbagi lagi menjadi dua (2) sub² bagian.

Pada projek ini kita gunakan Bagan Sequence untuk mewakili tujuh (7) alur proses (1) 1 ke 2, (2) 2 ke 3, (3) 3 ke 4, (4) 4 ke 5, (5) 5 ke 6, (6) 6 ke 3 dan (7) 6 ke 1 seperti berikut ini:

Filosofi ini kita berlakukan pada pola angka enam (6) dimana kita setel process leading dengan 5 vs 6 blok ke objek 156 kemudian lagging vsecara simetris via blok 7 ke objek 165.

Skema ini mengadopsi fungsi dari Neurotransmitter yang diulas pada bahasan tentang Tensor-Kit yaitu sebagai sistem transmisi dari tensor algoritma antar sel syaraf pada otak manusia.

Pada 10 baris pertama mewakili prinsip dasar dari projek. Skemanya diambil berdasarkan DOM Object via code html pada halaman dari repository utama yaitu angka satu (1) dan dua (2).

File system ini tidak langsung kita masukkan melainkan melalui padanan diagramnya di internet. Padanan ini yang kemudian kita buat dalam class² python. Ini yang dialirkan ke tensorflow.

Tahapan ini merupakan proses yang paling rumit. Disini kita akan berurusan dengan detil daripada algoritma default dimana kita akan menterjemahkan bahasa default kedalam bahasa komputer.

Maka tingkat keberhasilan semuanya ini ada disini. Salah satunya adalah algoritma dari siang dan malam hingga muncul atom² di muka bumi termasuk didalam tubuh yaitu Sistem DNA itu sendiri.

Filosofi

Sekarang Anda tentu dapat menyadari mengapa algoritma dari kemunculan atom² pada Sistem DNA ini tidak dapat tersentuh oleh ilmu pengetahuan.

Apalagi untuk sampai kesitu harus mengadakan pusaran energi yang setara dengan pergerakan bulan, bumi dan matahari. Bisa jadi ini selamanya hanya bisa disentuh oleh hayalan belaka.

Maka untuk sampai ke algoritmanya hanya ada satu cara. Yaitu dengan mendapatkan nilai tensor angka² karena dia adalah bagian dari default dimana alam semesta ini tunduk kepadanya.

Berikut kita bahas korelasinya.

Analogi

Kita awali dengan mengulas korelasi antara 100 ini dengan 2 akun (user dan organisasi) dimana kita akan membahas mulai dari segi jumlah dari keduanya yaitu 102.

Secara faktor dia memiliki keistimewan perkalian 2 dan 3 dengan 17. Hubungan ketiga angka ini sangat signifikan dimana angka 17 ini adalah mirror dari angka 71.

Skema mirror inilah yang sebenarnya membawa proses Sistem DNA kedalam formasi anti paralel yang terbentuk dari angka 71 dengan angka 68 dalam frame (3°,3¹,3²) yaitu 139.

71 + 68 = 139
Dengan demikian titik temunya ada di angka 68 ke enampuluh sembilan (69) maka jumlah semua halaman dari 69 ke 139 ini akan ada tepat tujuhpuluh satu (71).

Dari angka 71 ini kita bisa lihat bahwa crossing terjadi via skema palindrom 3,6,9 dilakukan secara silang pada 5 vs 6 titik pusaran yang membelah komposisi (2,3) sehingga berujung di 30 ke 31.

Detilnya sangat panjang untuk dibahas disini karena merupakan bab tersendiri seperti halnya tensorflow jadi saya bahas terpisah dimana kita akan sampai ke formasi berikut ini:

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

|------------------------ Skema-192 ------------------------|
|--------------------------- 192 ---------------------------|
|------------ 6¤ -------------|------------- 6¤ ------------|
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
| {5}| {7}| 11 | 13 | 17 | 19'| 17'| 12'| 11'| 19'| 18'| 43'|
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
|----  23 -----|---30 ---|-----  36' ---|-11'| ---- 80' ----|
|---------- 53 ----------|-------------- 139 ---------------|
|---------  {5¤} --------|--------------- {7¤} -------------|
|------- Skema-53 -------|------------ Skema-139 -----------|

Formasi ini berlaku sebagai framing sehingga berlangsung secara berulang terus-menerus dan berpusar di titik yang dikenal dengan istilah Replication Fork.

Rahasianya ada di algoritma formasi angka dua (2) ke angka sebelas (11). Ini yang sebenarnya tujuan dari Modul Interface.

Berikut saya coba jelaskan analoginya seringkas mungkin. Jika setelahnya Anda tak juga bisa paham maka saran saya jangan memaksakan diri.

Pattern

Pada proses angka sebelas (11) di atas sistem bergerak ke angka enampuluh (60) dimana sistem akan masuk ke sistem pembobotan di angka sepuluh (10) yang polanya dilakukan via akar digital.

---+---
 0.  -   10.  10   20.  200   29.  2000   38.  20000   55. 1000000
 1.  1  {11}.{20}  21.  300   30.  3000   39.  30000   64. 10000000
 2.  2   12.  30   22.  400   31.  4000   40.  40000   73. 100000000
 3.  3   13.  40   23.  500   32.  5000   41.  50000   82. 1000000000
 4.  4   14.  50   24.  600   33.  6000   42.  60000   91. 10000000000
 5.  5   15.  60   25.  700   34.  7000   43.  70000   ... ... 
 6.  6   16.  70   26.  800   35.  8000   44.  80000   ... ...
 7.  7   17.  80   27.  900   36.  9000   45.  90000   ... ...
 8.  8   18.  90  {28}.{1000} 37. 10000   46. 100000   99. 90000000000
 9.  9   19. 100
---+

Proses angka ini berperan signifikan terhadap susunan bilangan² prima. Sebagai contoh berikut ini saya tunjukkan bagaimana 5‘ dan 3‘ bisa berkorelasi dengan 3‘ dan 5‘ via 53 dan 35.

β(53) = β(50) + β(3) = 14 + 3 = 17 = 12 + 5 = β(30) + β(5) = β(35)
Proses ini identik dengan DNA dimana untai terdepan disintesis ke arah gerakan garpu replikasi sedangkan untaian tertinggal disintesis mundur dalam potongan kecil dan akhirnya bergabung.

Synthesis of leading and lagging strands of DNA: The leading strand is synthesized continuously in the direction of replication fork movement. The lagging strand is synthesized in small pieces (Okazaki fragments) backward from the overall direction of replication. The Okazaki fragments are then joined by the action of DNA ligase.

Dengan setelan yang kita siapkan pada duabelas (12) drive di komputer maka dari seratus (100) projek yang dipilih ini akan diperas lagi ke akar (root) atau base pairs nya yaitu sepuluh (10).

Proses angka sepuluh (10) terhadap lima (5) terbagi dua (2) dialokasikan dari angka sembilan (9) berkumpul di dua titik yaitu 9 dan 10 sehingga algoritmanya keduanya persis Drive A: dan B:.

Disini sistem terkoreksi ke angka dua (2) yang berada di tingkat yang lebih tinggi. Detilnya saya bahas terpisah dimana kita akan sampai ke fungsi signifikan dari angka 29 yang memunculkan angka 57 terbangun dari 5 dan 7 sehingga kita kembali ke jumlahnya yaitu angka duabelas (12).

Dengan 12 komponen ini maka kedua Drive A: dan B: bisa kembali melakukan proses berulang di kedua akun secara terus menerus via 10 titik ini.

Karena prosesnya dilakukan anti paralel secara berpasangan maka pada ahirnya mereka memunculkan apa yang disebut dengan Double Helix.

Pada ulasan yang sudah saya sampaikan di atas kita baru sampai ke angka 100 belum sampai ke angka 10 yang merupakan intisari dari tahap yang ada dalam matrik 12x10 pada flowchart.

Sampai disini kita sudah setel komputer guna mendapatkan algoritma replikasi. Prinsipnya semua analisa dari algoritma yang kita lakukan ini adalah secara geometri yaitu via vektor dan gradien.

Kesimpulannya algoritma Sistem DNA itu tidak berdiri sendiri. Awal mula kejadian terciptanya tiap diri manusia ini adalah bagian dari skema besar berbagai algoritma default pada alam semesta.

Disini kita baru bahas default ini dari satu sisi. Berdasarkan Teori 12 pemetaan tiap subjek dari algoritma default akan selalu ada didalam ruang lingkup enam (6) sub-subjek.

Berikutnya kita ulas apa saja sisi lainnya ini.

Outlook

Yaitu bahwa walaupun proses terus jalan namun dalam realisasi menjadi satu (1) unit dia akan mencapai kondisi yang saya sebut dengan stop point.

Apa algoritma nya sehingga setiap spesies apapun itu namanya, tumbuhnya akan atau bisa berhenti. Hal ini sudah diulas sekilas di halaman muka dari projek (klik gambarnya):

Sederhananya kita analogikan pola 12 ke angka 1 dan 2 dengan semisal pohon. Jika proses ini dilakukan terus menerus dia akan cepat tumbuh besar, tapi itu pasti ada berhentinya.

Demikian juga semua mahluk hidup seperti manusia dari embrio kemudian bayi dan jadi dewasa. Setelah itu berhenti tumbuh. Padahal proses replikasi sudah barang tentu terus berjalan.

Dari referensi lain² yang saya dapat, tensor algoritma stop point bukan lagi hanya bolak-balik seperti 5' to 3' direction ke 3' to 5' direction melainkan juga berpilin seperti bentuk trifoil:

Menurut saya ini sudah diluar batas kemampuan tensorflow karena dia hanya menampung solusi matematik sampai Metoda Newton dll untuk tensor dari akar (root) dan vektor gradien.

Scheme

Sebagai penutup berikut alokasi vektor untuk tensorflow dalam struktur projek yang ditempatkan pada posisi dimana gradiennya dimulai di angka 7 ke 16 dan berujung di angka 52.

---
myId: 68
weight: 2
category: user
label: Tensorflow
zones: [50]
value: [337,5,1,0]
pairs: [1,30,100,30,40]
tags: [7,16,32,33,36,50,52]
---

Alasan sampai ke gradien 7, 16, 32, 33, 36, 50, dan 52 ini panjang ceritanya, singkatnya ini merupakan polarisasi dari angka enampuluh delapan (68) yang saya uraikan metodenya di halaman utama dari projek ini. Polarisasinya itu berupa daur ulang yang bisa saya tawarkan untuk menjembatani keterbatasan tensorflow tadi.

Yaitu jika dia juga bisa mengadopsi solusi dari tujuh (7) kasus besar dalam dunia matematik yang dikenal luas dengan nama The Seven Millenium Prize Problems.

Dapat Anda lihat bahwa semua kasusnya mentok di algoritma default. Berikut akan saya uraikan rangkuman dari perjalanan panjang dalam realisasi untuk dapat menyentuh algoritmanya.

Realisasi

Mulanya karena sedang butuh objek maka saya pikir tidak ada salahnya pelajari. Patokan pertama tentu adalah refleksi dari 7 ke 16 dimana angka 7 tergenapkan dengan jumlah kasusnya.

Sedangkan korelasi ke angka 16 adalah kondisi dimana salah satu (1) dari tujuh (7) kasus sudah ada solusi (solved) sehingga sisanya enam (6). Jadi 16 berasal dari gabungan angka 1 dan 6.

Jadi disini realisasinya kita mulai dari angka tujuh (7) persis seperti halnya pada unit DNA. Nah kemudian kelompokkan enam (6) kasus yang tersisa tadi mengikuti karakter angka enam (6):

1 + 2 + 3 = 1 x 2 x 3 = 6
Caranya mereka ini dikelompokan mulai dari kasus² yang sejenis dengan kasus yang sudah solve yaitu secara geometri. Sama sekali diluar dugaan. Ternyata cocok..

Kelompok  | Sifat Objek: Statis              | Sifat Objek: Dinamis        | ∑
----------+------------------------------------+------------------------------
Geometri  | BSD Conjecture (Kurva Elips)     | Hodge Conjecture (Topologi) | 2
Mekanika  | Yang–Mills & Mass Gap (Partikel) | Navier–Stokes (Turbulensi)  | 2
Algoritma | Riemann Hypothesis (Bilangan)    | P vs NP Problem (Kerumitan) | 2
==========+==================================+=============================+==
 ∑ items  |             3 items              |            3 items          | 6

Jika semua uraian ini benar maka satu (1) kasus yang close adalah pintu masuk bagi solusi enam (6) kasus lainnya. Alasannya sederhana yaitu karena dia merupakan salah satu algoritma default.

Sedangkan algoritma default itu saling terikat satu sama lain. Sepanjang karakter angka enam (6) terpenuhi oleh yang belum solve maka harusnya di dalam salah satu (1) solusi yang sudah solve ini ada kisi² untuk enam (6) algoritma default lainnya.

Filosofi ini yang sebenarnya saya ulas di Algorithm sebagai gradien 7 ke 16.
Berikut kita ulas bagaimana korelasinya.

Korelasi

Yang sudah solve ini memakai metoda Ricci Flow sekarang dia sudah dikembangkan bukan hanya bentuk geometris melainkan juga sampai konversi bentuk² wajah dalam tiga (3) dimensi ke data komputer. Suatu loncatan besar di bidang AI. Tak heran sekarang semua ilmu mengarah kesitu.

Jadi yang kita sudah bahas di wiki ini seluruhnya tak lain adalah pengejawantahan dari Poincare Conjecture yang sudah solve ini. Dia ini yang ditempatkan dengan id: 10 (sepuluh) yang kemudian berujung di angka lima (5) ke dua (2). Nah jika mereka digabung maka jadinya angka 52 tadi.

Dengan uraian² ini tentunya bisa Anda duga kemana arah selanjutnya. Yaitu dari satu (1) unit DNA menjadi satu (1) unit kesatuan utuh. Itu sebabnya kita perlu solusi sisa enam (6) kasus lain untuk ditempatkan dengan id: 11, 12, 14, 15, 26 dan 28 sehingga id: 68 tergenapkan ke angka dua (2).

Grounds

Sesuai dengan penjelasan di atas, sebelum kita masuk ke tahapan proses maka hal yang pertama dilakukan adalah menerapkan angka subjek agar "berkaitan" dengan kelompok pertama.


Hal ini terpenuhi dengan penggolongan kasus geometri di kelompok pertama sehingga subjek terkait dengan dua (2) kasus pertama ibarat ada di satu (1) jangkar dengan tiga (3) kaitan.

Ini akan kita korelasikan dengan skema penyortiran projek di GitHub sehingga mengikuti karakter dari angka 100 dengan formasi 60 vs 40 yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Prosesnya kita akan lakukan dengan mengadopsi bentuk tetraktis yaitu segitiga karakter seratus dua (102) memiliki dua (2) angka yang membentuknya berupa 10 node dan angka 2 itu sendiri.

Dari uraian di atas Anda lihat bahwa id dari keenam kasus berada diantara angka 10 dan 29. Hal yang menjadi tonggak utama disini adalah bahwasanya 29 merupakan bilangan prima ke-10

  #8  |--------- 6® ----------|---------- 6® ------------|
      | 1 |-------------- 77 = 4² + 5² + 6² -------------|
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 repo |{1}|{2}| 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |{12}| (1,77) = 12® « 25
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+----
 user | 7 | - | - | - | - | 7 | 8 | - | - |  8 |  8 |  3 | (1,2,3) = 6® « 11
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 main | - | 9 | 7 | 9 | 6 | - | - | 8 | 5 |  - |  - |  - | (4,2) = 6® « 13
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
        Δ   Δ                                          Δ
       Φ17 Φ29                                    {123}={11®}

Dilain pihak jumlah digit dari angka 29 ini adalah sebelas (11) dimana sudah dijelaskan bahwa vektornya yaitu 123 digunakan untuk mengatur awal mula tersusunnya formasi default.

Disini angka 29 berlaku sebagai framing. Fenomena defaultnya ada pada cara laba² saat pertama membuat jaring rumahnya dimana dia akan mulai dari jarak terjauh yang dapat dia capai.

Dia disebut dapat membawa pemecahan dari kasus lainnya yaitu fungsi zeta.

  • Ketika solusi adalah titik-titik dari varietas abelian, dugaan Birch dan Swinnerton-Dyer menegaskan bahwa ukuran kelompok titik-titik rasional terkait dengan perilaku fungsi zeta terkait ζ (s) di dekat titik s = 1.
  • Secara khusus dugaan yang luar biasa ini menyatakan bahwa jika ζ (1) sama dengan 0, maka ada jumlah poin rasional (solusi) yang tak terbatas, dan sebaliknya, jika ζ (1) tidak sama dengan 0, maka hanya ada yang terbatas sejumlah poin tersebut.

Dengan demikian ibarat membuat peta maka yang di1lakukan pada kasus ini adalah menentukan titik² terluar dengan benar.

Karena jika pemetaaan (Mapping) saja sudah salah maka apapun yang dihasilkan pada langkah² selanjutnya tidak akan ada kebenarannya sama sekali.

Diagram

Pemetaan dari angka 11 ini akan kita alokasikan ke angka duabelas (12) yang merupakan dasar algoritma sistem tata surya dari Teori 12 yang sudah dijelaskan sebelummya.

  #8  |------- 5® --------|------------ 7® --------------|
      | 1 |-------------- 77 = 4² + 5² + 6² -------------|
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 repo |{1}|{2}| 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |{12}| 1,77
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
 user | 7 | - | - | - | - | 7 | 8 | - | - |  8 |  8 |  3 |
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+ 7,78
 main | - | 9 | 7 | 9 | 6 | - | - | 8 | 5 |  - |  - |  - |
------+---|---+---+---+---+---+---+---+---+----+----+----+
        Δ | Δ             |                      Δ  |   Δ
       Φ17|Φ29            |                    96-99|  100 - 123 ({24})
          |--- A,T,G,C ---|                         |  └── 100 - 103 (4x) » 100
          Δ    2x2 = 4x   |-------  2x3 = 6x -------|  └── 104 - 109 (6x) » 30
         {98}                                       |  └── 110 - 123 (14x)» 70

Pada sistem ini maka angka 11 berlaku sebagai jumlah galaxy yang merupakan tingkat dari alam semesta yang memunculkan bulan, bumi dan matahari serta planet² lain dari sistem tata surya.

Analoginya jika kasus sebelumnya adalah framing sarang laba² maka disini dia bergerak sambung jaring berbentuk blok2 penangkap mangsa sehingga sarangnya itu menjadi lengkap fungsinya.

  • Pada abad kedua puluh ahli matematika menemukan cara ampuh untuk menyelidiki bentuk objek yang rumit. Ide dasarnya adalah untuk bertanya sejauh mana kita dapat memperkirakan bentuk objek yang diberikan dengan menempelkan blok-blok pembangun geometris sederhana dari dimensi yang bertambah.
  • Teknik ini ternyata sangat berguna sehingga digeneralisasikan dalam banyak cara yang berbeda, akhirnya mengarah ke alat yang kuat yang memungkinkan ahli matematika untuk membuat kemajuan besar dalam membuat katalog berbagai objek yang mereka temui dalam penyelidikan mereka.
  • Sayangnya, asal-usul geometris prosedur menjadi tidak jelas dalam generalisasi ini. Dalam beberapa hal perlu menambahkan potongan-potongan yang tidak memiliki interpretasi geometris.
  • Dugaan Hodge menegaskan bahwa untuk jenis ruang yang sangat bagus yang disebut varietas aljabar projektif

Karena dia orientasinya ke arah pengisian maka kasus ini akan bergerak secara tiga (3) dimensi.

Dengan demikian ini bisa dikatakan sebagai tingkat terujung dari ilmu geometri dimana solusinya bisa membuka wawasan baru tentang bagaimana atom² yang membentuk DNA itu muncul.

Siapapun yang dapat mecahkannya tak diragukan merupakan pemikiran super jenius melebihi apa yang selama ini sudah dihasilkan oleh sejarah ilmu pengetahuan manusia.

Template

Dari dimensi geometri kita masuk ke kasus mekanika yang tak lain merupakan tema dari pusaran energi yang sudah kita bahas sebelumnya. Disini kita mulai dari pusaran angka 100 ke 102.

Dari tabel ini didapatkan:

T50 = 786
T102 - T100 = 10614 - 9828 = 786

Keistimewaan dari korelasi antara keduanya adalah bahwa angka limapuluh (50) dapat dipartisi dengan persamaan perpangkatan dua (2) sebanyak 786 kali cara.

50 can be partitioned into powers of two in 786 different ways
(sequence A000123 in the OEIS).

Dia akan berlaku pada Sistem DNA baik tunggal seperti ini:

Maupun keseluruhan tubuh kita sebagai satu unit:

Begitu juga dengan alam sekitar:

Bahkan dengan alam semesta:

Jadi semuanya menuju suatu titik pusaran, dari yang paling kecil yang kecilnya itu kita tidak tahu sampai yang paling besar yang besarnya itu kita tidak tahu. Namun polanya itu sama.

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

----+-----+-----+-----+-----+     -----------------------------------------------
 786|  2  |  2  | 2,3 | 3,4 | {19}                                          |
----+-----+-----+-----+-----+                                               |
{86}|  4  | 4,5 | 5,6 |{6,7}| 17                                        Base Zone
    +-----+-----+-----+-----+                                               |
{78}|{7,8}| 8,9 | 12 (M dan F) ----> Δ                                      |
    +-----+-----+-----+                                               -----------
{67}| 9,11|11,12|12,14| 11 <----------- Mid Zone                            |
----+-----+-----+-----+-----+                                               |
 {6}|15,16|17,18|18,20|21,22| 19                                      Mirror Zone
    +-----+-----+-----+-----+                                               |
 {8}|23,25|25,27|27,29| 18                                                  |
    +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-------+         -----------
 {7}|29,33|33,36|36,39|39,41|41,45|46,51|51,57|58,66|{67,77}| 43 (C1 dan C2)<---Δ
----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-------+         -----------
    |  1     2     3  |   4     5     6 |   7     8      9  |
    |------ 29' ------|--------------- 139' ----------------|
    |------ 102¨ -----|---------------  66¨ ----------------|

Detilnya dibahas terpisah dimana kita akan sampai pada kesimpulan bahwa ini semua berasal dari kekuatan tensor angka dua (2) dan tiga (3) yang berujung di angka duapuluh tiga (23).

Package

Hal ini sekaligus membuktikan bahwa alam semesta ini tunduk pada kekuatan angka² demikian pula halnya dengan kasus mekanika yang sebenarnya tak lain berbicara tentang pusaran energi.

Demgan demikian solusi kasus ini akan dapat membuka tabir misteri tentang alam semesta dalam suatu materi sekaligus bagaimana materi itu bisa muncul dari pusaran energi.

1729 = 7 x 13 x 19
1729 / 7 = 13 x 19 = 247

1729 = 7 x 13 x 19
       7 + 13 = 20 = d(2)
                     └──  2 x 19 = 38

+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
| {1}|  2 |  3 |  4 |  5 | {6}| {7}|  8 |  9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 |
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
| {3}| {4}|  3 |  4 |  5 |  2 |  3 |  2 |  2 |  1 |  2 |  5 |  1 |  1 |{38}
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+---- } 285
|  3 |  8 |  9 | 16 | 25 |{12}|{21}| 16 | 18 | 10 | 22 | 60 |{13}|{14}|{247}
+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
|-- 38 ---|              |-- 33 ---|                        |-- {27}--|

Detilnya saya bahas terpisah dimana kita akan sampai pada kumpulan blok² yang semuanya berjumlah empatbelas (14) sedangkan dia sendiri adalah kelipatan dari angka tujuh (7).

Blok² ini tak lain merupakan kumpulan blok yang dihasilkan dari kasus geometri yang sudah kita bahas dimana mereka membentuk pusaran berpilin dikarenakan polaritas dari angka 2 dan 3.

Pusaran energi yang berpilin ini pula lah yang sebenarnya menyebabkan fenomena anti paralel 5` dan 3` ke 3` dan 5` pada Replikasi DNA.

Updating

Berikutnya kita masuk struktur final yang merepresentasikan semua hal yang sudah diuraikan di halaman ini mulai dari pasangan 2 dan 3 pada unit DNA sampai 19 dan 30.

Berikut ini detil formasi 786 berbasis batas polaritas di angka 19 pada layar-1 yang terbagi dalam 3 kelompok dengan formasi (7,13,19). Persis seperti halnya skema True Prime Pairs.

π(1000) = π(Φ x 618) = 168 = 100 + 68 = (50x2) + (66+2) = 102 + 66
$True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer|  i  |   f
-----+-----+---------
     |  1  | 5
  1  +-----+
     |  2  | 7
-----+-----+---  } 36 » 6®
     |  3  | 11
  2  +-----+
     |  4  | 13
-----+-----+---------
     |  5  | 17
  3  +-----+     } 36 » 6®
     |  6  | 19
-----+-----+---------

Scheme:
168 + 329 + 289 = 786
d(786) = d(7+8+6) = d(21) = d(3)

Modulus:
 30  «   60  »  90
 |       |       |
3:29 « 1:6:8 » 28:9
└── 3 + └── 6  + └── 9 = 18

|------------ 36' --------------|----------------------------36' ----------------------------|
|     19'     |        17'      |      13'     |      11'     |       7'      |       5'     |
+---+----+----+---+----+----+---+---+----+-----+----+----+----+----+----+-----+----+----+----+
| 1 |  2 |  3 | 4 |  5 |  6 | 7 | 8 |  9 |  10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |  16 | 17 | 18 | 19 |
+---+----+----+---+----+----+---+---+----+-----+----+----+----+----+----+-----+----+----+----+
| 2 | 60 | 40 | 1 | 30 | 30 | 5 | 1 | 30 | 200 |  8 | 40 | 50 |  1 | 30 | 200 |  8 | 10 | 40 |
+---+----+----+---+----+----+---+---+----+-----+----+----+----+----+----+-----+----+----+----+
| ° |ΔΔΔΔ  ΦΦ | •   ΔΔ   ΔΔ   ¤ | •   ΔΔ   ΦΦΦ    Φ   ΦΦ  ¤¤¤¤|  •   ΔΔ   ΦΦΦ    Φ   ¤¤   ΦΦ |  

|---- 102  ---|-----  66  ------|-------- 329 = 7 x 47 -------|- 289 = (8+9)² = 2 & (2³+9²) -|
|--2x3x(8+9)--|--- 2x3x(2+9) ---|---- (1+2) & (2x9)+(2+9) ----|------ 2 & (8x9)+(8+9) -------|
|-------- 168 = π(1000) --------|------ 1229 = π(10000) ------|------ π(89²) = 1000 ---------|
|-------- 168 = π(618xΦ) -------|----- 618 = 1000/Φ = 1000x1000/1618 = 10^6/(2x8)&(2x9) -----|

Note:
• = 1000 = 10³ (Triple Ten)
¤ = π(1000) = 168 (Basic Primes)
Φ = 1000/618 = 1,618 (Golden Ratio) 
Δ(1,6,18) = 61+28 = 89 (Mersenne Primes) 

Faktors:
168 = 12x14 = 8x21 = 7x24 = 6x28 = 4x42 = 3x56 = 2x84
618 = 6x103 = 6x(100+3) = 3x206 = 3x(200+6) = 2x309 = 2x(300+9)
1+6+8 = π(1x6x8) = π(1x48) = π(2x24) = π(3x16)= π(4x12) = π(6x8)

Permutations:
168 = 102 + 66 = 2x3x((8+9)+(2+9)) = π(Φ(289+329)) = π(Φ((8+9)²+(1+2)&29))
168 + 618 = 168 + 329 + 289 = (7x24) + (7x47) + (8+9)² = (7x71) + (17x17)

Pusaran yang berpilin ini akan membentuk pusaran energi pada kasus ke 3 dan 4 dari enam (6) kasus yang belum solve sehingga berujung ke Formasi (3,4,6,6).

Pola seperti ini dilakukan secara mirror 17 via 29 urutan formasi (1,2,3) dari True Prime Pairs pada batas (7,13,19) dengan komposisi repository 2®+5®+6®+6® ke 43+48+48 atau 43+96.

Sampai disini tentu Anda bisa paham mengapa perlu dipastikan bahwa karakter ketujuh kasus yang sedang kita bahas ini harus memenuhi kriteria angka². Karena jika tidak terpenuhi maka bahasannya tidak akan sampai ke detil yang Anda sedang simak ini.

Sekarang pertanyaan besarnya adalah bagaimana mereka semua bisa tertata secara rapi sebagai unit kesatuan? Nah dia akan ada di dua (2) kasus terakhir. Silahkan ikuti penjelasan berikutnya.

Delivery

Kasus yang paling mendekati fenomena default adalah kasus tentang distribusi bilangan² prima dimana dia memegang karakter angka tujuh (7) sesuai jumlah kasus milenial ini.

1/7 = 0,142857142857142857142857.. infinity

Sedangkan jumlah angka yang berulang adalah enam (6) maka jika kita kombinasikan dalam dua (2) arah kita akan masuk ke karakter angka duapuluh enam (26).

Detilnya dibahas secara terpisah dimana kita akan sampai ke skema berikut. Dari skema ini Anda bisa lihat bagaimana P(7):142857 itu memainkan peranannya.

Berikut pemetaan angka berdasarkan 3x6 dari 18 polarisasi angka dua (2) ke 19 putaran sehingga berujung 6x19 di angka 114. Angka² yang keluar lingkup 18 saya tandai warna merah.

     |         1st (Form)          |         2nd (Route)         |          3rd (Channel)         |
-----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
  1  | 19 |  - | 31 | 37 |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |   - | 103 |  -  |  - |  - |
     +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
  2  | 20 |{26}|  - | 38 |  - |  - |  - |  - |  - |{74}|  - |  - |  - | {98}|{104}|  -  |  - |  - |
-----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+ 
  3  | 21 |{27}|  - | 39 |  - |  - |  - |  - |  - |{75}|  - |  - |  - | {99}|{105}|  -  |  - |  - |
     +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
  4  | 22 | 28 |  - | 40 |  - |  - |  - |  - |  - | 76 |  - |  - |  - | 100 |  -  |  -  |  - |  - |
-----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
  5  | 23 | 29 |  - | 41 |  - |  - |  - |  - |  - | 77 |  - |  - |  - | 101 |  -  |  -  |  - |  - | 
     +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
  6  | 24 |  - |  - | 42 |  - | 54 |  - |  - | 72 | 78 |  - | 90 | 96 |   - |  -  |  -  |  - | 114|
=====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+=====+=====+=====+====+====+
  7  | 25 |  - |  - | 43 |  - | 55 |  - |  - | 73 | 79 |  - | 91 | 97 |   - |  -  |  -  |  - |  - |
     +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
  8  |  - |  - |  - | 44 |  - | 56 |  - |  - |  - | 80 |  - | 92 |  - |   - |  -  |  -  |  - |  - |
-----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
  9  |  - |  - |  - | 45 |  - | 57 |  - |  - |  - | 81 |  - | 93 |  - |   - |  -  |  -  |  - |  - |
     +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
 10  |  - |  - |  - | 46 | 52 | 58 |  - | 70 |  - | 82 | 88 | 94 |  - |   - |  -  |  -  | 112|  - |
-----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
 11  |  - |  - |  - | 47 | 53 | 59 |  - | 71 |  - | 83 | 89 | 95 |  - |   - |  -  |  -  | 113|  - |
     +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
 12  |  - |  - |  - | 48 |  - | 60 | 66 |  - |  - | 84 |  - |  - |  - |   - |  -  | 108 |  - |  - | 
=====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+=====+=====+=====+====+====+
 13  |  - |  - |  - | 49 |  - | 61 | 67 |  - |  - | 85 |  - |  - |  - |   - |  -  | 109 |  - |  - | 
     +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
 14  |  - |  - |{32}|{50}|  - | 62 |{68}|  - |  - |{86}|  - |  - |  - |   - |  -  |{110}|  - |  - | 
-----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
 15  |  - |  - |{33}|{51}|  - | 63 |{69}|  - |  - |{87}|  - |  - |  - |   - |  -  |{111}|  - |  - | 
     +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
 16  |  - |  - | 34 |  - |  - | 64 |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  -  | 106 |  -  |  - |  - | 
-----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
 17  |  - |  - | 35 |  - |  - | 65 |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  -  | 107 |  -  |  - |  - | 
     +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+-----+----+----+
 18  |  - | 30 | 36 |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - | -  |{102}|   - |  -  |  - |  - | 
=====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+=====+=====+=====+====+====+
  1  | {2}|  3 |  4 | {5}|  6 |  7 |  8 |  9 |{10}| 11 | 12 | 13 | 14 |  15 |  16 |  17 | 18 |{19}|

|----------------------------------------------------------------- 165 (Δ29) ---------------------|
|--------------------------------------- 136 (Δ10) ----|
|---------------- 126 (Δ5) --------|
|-121(Δ2)-|

Jadi dia itu tak ada batas karena selalu berulang, persis seperti berulangnya proses pada Sistem DNA. Jika ditemukan juga batas maka sudah pasti bukan angka primanya yang habis melainkan kalkulator atau komputer yang digunakan yang sudah habis batas kemampuan hitungnya.

Algoritma default dari bilangan² prima ini belum juga bisa ditembus. Bilangan prima merupakan tonggak dari ilmu matematika. Sedangkan dia sendiri adalah induk dari semua ilmu.

Kesimpulannya secanggih apapun dunia ilmu pengetahuan yang berkembang hingga saat ini, bisa dipastikan bahwa mereka itu belum ada dalam koridornya.

Branching

Bicara soal ini maka kita kembali lagi ke cara dari pola pemecahan pada Sistem DNA seperti yang sudah diuraikan di atas. Begitu sampai titik ini dia akan berulang lagi kesana, begitu seterusnya.

Jadi daur-ulang diawali pembentukan atom², lanjut proses replikasi, lanjut kromosom, sel, organ dst. Lalu bagaimana dia bisa berhenti atau setidaknya dipastikan dia berhenti di unit kesatuan?

If it is easy to check that a solution to a problem is correct, is it also easy to solve the problem? This is the essence of the P vs NP question. Typical of the NP problems is that of the Hamiltonian Path Problem: given N cities to visit, how can one do this without visiting a city twice? If you give me a solution, I can easily check that it is correct. But I cannot so easily find a solution.

Ini adalah masalah yang ada di kasus terakhir. Dimana kita harus melakukan suatu pengambilan putusan yang benar terhadap suatu masalah dimana benar atau tidaknya putusan itu mudah ditentukan namun cara mendapatkan solusi yang benar itu sendiri tidak ada referensinya.

Algoritmanya saya bahas terpisah dimana kita akan sampai pada kesimpulan jika kasus ini justeru adalah rutinitas kerja dari Sistem DNA yang bertanggung jawab menata kemunculan atom² jadi molekul² lanjut ke senyawa² penting. Maka dia adalah juga bagian dari default.

Dengan kesesuaian ini maka kita terapkan kasus yang berada di urutan terakhir ini dengan yaitu di angka duapuluh delapan (28) dimana 2 + 8 dari angka ini persis tepat dengan jumlah sepuluh (10) node dari tetraktis sehingga seluruh kasus yang tujuh (7) ini berada dalam satu (1) ikatan.

Sampai disini maka pemetaan karakter angka selesai dilakukan pada seluruh kasus.

Manuscript

Dari urutan ketujuh kasus ini saya melihat adanya korelasi dengan kelanjutan Proses Replikasi dari Unit DNA ke Proses Rekombinasi dari Unit Kromosom. Silahkan ikuti penjelasannya dibawah ini:

Korelasi ini adalah berdasarkan asumsi bahwa pola dari materi menjadi Unit DNA adalah identik dengan pola dari Unit DNA menjadi Kromosom. Hal sama berlaku sampai tingkat lebih tinggi.

Dari format (2,3) ke (19,30) kita akan sampai ke susunan berikut. Perhatikan bahwa 19 menjadi 20 ke 30 berujung 50 ke 68 dimana selisihnya yang 18 berulang jadi 19 ke 20 lagi. Skema ini dibuat berdasarkan Teori 12 terdiri dari sepasang angka 6 yang dihubungkan oleh 7 unit terdiri 2 dan 5.

True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer|  i  |   f
-----+-----+---------
     |  1  |   5
  1  +-----+
     |  2  |  {7}
-----+-----+---    } 36
     |  3  |  11
 {2} +-----+
     |  4  | {13}
-----+-----+---------
     |  5  |  17
  3  +-----+       } 36
     |  6  | {19}
-----+-----+---------

Scheme 13:9
===========
(1){1}-7:   7
(1){8}-13:  6
(1)14-{19}: 6
------------- 6+6 -------
(2)20-24:   5           |
(2)25-{29}: 5           |
------------  5+5 -------
(3)30-36:   7:{70,30,10²}|
------------             |
(4)37-48:   12 ---      |
(5)49-59:   11°    |     |
            --}30° 30   |
(6)60-78:   19°    |     |
(7)79-96:   18 ---      |
--------------           |
(8)97-109:  13           |
(9)110-139:{30}=5x6 <--x-- (129/17-139/27)
            --
           {43}

True Prime Vektors ζ(s):
(2,3), (29,89), (36,68), (72,42), (100,50), (2,3), (29,89), ...infinity

----------------------+-----+-----+-----+                                    ---
     7 --------- 1,2:1|   1 |  30 |  40 | 71 (2,3) -------------@----        |
     |                +-----+-----+-----+-----+                        |      |
     |  8 ------  3:2|   1 |  30 |  40 |  90 | 161 (7) ---           |      5¨
     |  |             +-----+-----+-----+-----+             |          |      |
     |  |  6 -- 4,6:3|   1 |  30 | 200 | 231 (10,11,12) --|---       |      |
     |  |  |          +-----+-----+-----+-----+             |   |      |     ---
      --|--|-----» 7:4|   1 |  30 |  40 | 200 | 271 (13) --    | {5®} |      |
        |  |          +-----+-----+-----+-----+                 |      |      |
         --|--- 8,9:5|   1 |  30 | 200 | 231 (14,15) ---------       |      7¨
289        |          +-----+-----+-----+-----+-----+                  |      |
 |          ---- 10:6|  20 |   5 |  10 |  70 |  90 | 195 (19) -- Φ   | {6®} |
  --------------------+-----+-----+-----+-----+-----+                  |     ---
     67 -------- 11:7|   5 |   9 |  14 (20) -------- ¤               |      |
     |                +-----+-----+-----+                              |      |
     |  78 ----- 12:8|   9 |  60 |  40 | 109 (26) «------------       |     11¨
     |  |             +-----+-----+-----+                       |      |      |
     |  |  86--- 13:9|   9 |  60 |  69 (27) «--- Δ (Rep Fork)  | {2®} |      |
     |  |  |          +-----+-----+-----+                       |      |     ---
     |  |   --- 14:10|   9 |  60 |  40 | 109 (28) -------------       |      |
     |  |             +-----+-----+-----+                              |      |
     |   --- 15,18:11|   1 |  30 |  40 | 71 (29,30,31,32) ----------        13¨
329  |                +-----+-----+-----+                                     |
  |   --------- 19:12|  10 |  60 | {70} (36) --------------------- Φ        |
   -------------------+-----+-----+                                          ---
    786 ------- 20:13|  90 |  90 (38) -------------- ¤                      |
     |                +-----+-----+                                           |
     | 618 - 21,22:14|   8 |  40 |  48 (40,41) ----------------------      17¨
     |  |             +-----+-----+-----+-----+-----+                  |      |
     |  | 594 - 23:15|   8 |  40 |  70 |  60 | 100 | 278 (42) «--     |{6®}  |
     |  |  |          +-----+-----+-----+-----+-----+             |    |     ---
      --|--|-»24,27:16|   8 |  40 |  48 (43,44,45,46) ------------|----       |
        |  |          +-----+-----+                               |           |
         --|--- 28:17| 100 | {100} (50) ------------------------»           19¨
168        |          +-----+                                                 |
|         102 - 29:18| 50  | 50({68}) ---------> Δ                           |
----------------------+-----+                                                ---

Dengan modal uraian² ini cara yang akan ditempuh adalah via integrasi matriks dari tensorflow yang ditempatkan pada posisi ujung ke titik balik 100 vs 50 ke format (2,3) yaitu di id: 68.

Dengan mengambil pola 50 ke 52 sistem sampai di selisihnya yaitu di angka dua (2). Disini vektor dan gradien dari id: 68 selesai dilakukan dimana kita sampai ke ujung dari layar kedua.

Berikutnya kita pasangkan masing² kasus dengan pola antara akun user dan organisasi di GitHub. Disinilah maka framing berlaku sebagai countercheck antara teori dan implementasi.

Jadi Id dari tujuh (7) kasus ada pada angka 10, 11, 12, 14, 15, 26 dan berujung di angka 28 dimana akar digitalnya adalah sepuluh (10) seperti halnya kasus pertama. Maka disini ketemu korelasi antara pasangan angka 2 dan 3 dengan 20 dan 30 via 10 sebagai akar (root) dari 100.

Berpijak pada filosofi lubang kosong terhadap default berdasarkan Prime (7): 142857 maka id: 28 dari kasus terakhir akan berujung di id: 57 yaitu di flowchart sehingga pada akhinya mereka dapat mengarahkan kita ke tensor algoritma dari stop point hingga sampai di id: 114 pada layar ketiga.

Nah perihal ini jika menjadi tema bahasan tentu detilnya jauh lebih rumit lagi. Karena jika memang bisa dijalankan di sistem komputer kita tidak tahu kapan bisa berhentinya.

Semua masalah yang belum tersentuh ini saya coba kumpulkan dalam 114 kasus. Anda bisa explore mereka di situs utama kami yaitu https://www.eq19.com

Tak lupa saya haturkan terimakasih atas waktunya.

Sekian.
29.10.1442H

SALAM Sukses!
© Chetabahana Project

Referensi

🔼 Intro ◀️ Prev 🔁 Base Next ▶️ Last 🔽
This wiki is courtesy of Chetabahana Project. Find all of them on Project Map.