Skip to content
chetabahana edited this page Dec 21, 2022 · 1 revision
This wiki is courtesy of Chetabahana Project. Find all of them on Project Map.
🔼 Intro ◀️ Prev 🔁 Base Next ▶️ Last 🔽

Skema merupakan komposisi objek yang mewakili sifat atau karakternya secara keseluruhan hingga dapat digunakan mencapai proses yang akurat sesuai kondisi naturalnya.

Table of Contents

Desain

Pada bagian ini saya akan uraikan Skema Projek yang mengambil basis Sistem DNA yaitu berupa susunan kawat² melingkar seperti torus dengan bentuk yang dikenal dengan istilah trifoil.

Bentuk torus ini dapat Anda jumpai pada DNA berupa susunan molekul yang berpilin² dan bergerak memutar secara teratur yang disebut dobel helix seperti gambar berikut ini:

Pada projek ini fungsi doble helix ada pada Skema 11 ke 13 dimana formasi prima kembar 11 dan 13 berhubungan dengan angka 2 hingga menciptakan heliks ganda yang berpilin.


Disini saya akan coba uraikan mengapa bentuk DNA itu berpilin dan bergerak seperti ini. Suatu hal yang sampai tulisan ini dibuat belum ada satupun referensi yang ajukan alasan yang serupa.

Kelas

Pada dasarnya siklus kehidupan ini diproses berdasarkan pasangan² dari angka 1 ke 9 yang pada siklusnya diteruskan secara simetris dari 5 ke 7 dengan munculnya angka enam (6).

Dengan mengambil siklus pada Sistem DNA maka pada zona antara pasangan (3,5) dan (5,7) ini siklus kehidupan mulai melakukan replikasi yang dikenal dengan istilah Replication Fork.

Prosesnya dimulai pasangan angka satu (1) menjadi dua (2). Kemudian beralih ke pasangan bilangan prima kembar (2,3), kemudian pasangan (3,5) terus ke pasangan (5,7) dst.

Prinsip

Proses ini akan diterminasi begitu ketemu angka sembilan (9) sehingga secara keseluruhan akan menjadi urutan palindromik atau anti paralel dengan dua (2) rantai.

Hal ini terjadi karena karakter bilateral angka sembilan (9) yang membagi proses:

Flexible

Pada projek ini akan dilakukan pemetaan terhadap sejumlah repository guna tercapainya suatu integrasi yang dapat dikelola secara berkesinambungan.

Pada siklusnya angka sembilan (9) ini akan bertransformasi di angka 594 (lihat tabulasi di atas) untuk kemudian bertransformasi dimana sistem memulai proses.

Object

Simpul torus bisa Anda bentuk dengan cara mengambil tiga (3) kali angka sembilan (9) kemudian sambung di kedua (2) ujungnya

Dapat Anda lihat bahwa untuk enam (6) kasus selesai diterapkan pada angka 36 yang merupakan gabungan angka 3 & 6 dan juga perkalian 6 x 6.


Sesuai pola di atas pembahasan untuk angka sembilan (9) ini akan kita bagi dalam enam (6) topik bahasan seperti berikut ini:

  1. IQRO (15): Prime
  2. Input (40): (M & F)
  3. Output (50): (C1 & C2)
  4. Query (63): Proses Input
  5. Result (83): Proses Output
  6. Mapping (98): Pola Replikasi
Algoritma pemetaan tujuh (7) vs lima (5) di atas dapat diilustrasikan sesuai Prime Hexagon dengan tiga (3) pasang putaran anti paralel pada enam (6) bilangan dimulai angka nol (0):


Detilnya dibahas terpisah yang berujung pada konfigurasi Program dalam tiga (3) proses: (1). Bagan (formasi-329), (2). Diagram (formasi-289), dan (3). Mapping (formasi-168):

   1:1:0 - Bagan ... 329 (Attribute) 
   1:2:1 -- Skema 7:√ ... 7:Primes(142857) 
   1:2:2 --- Pola • ... 139
   1:3:3 --- Node ΔΔ ... 285
   1:3:4 -- Konsep 8:Φ ... 8:Primes(157248)
   1:3:5 --- Logics ΦΦΦ ... 114
   1:4:6 --- Pattern Φ ... 248
   1:4:7 -- Korelasi 6:Δ ... 6:Primes(124875)
   1:4:8 --- Delivery ¤¤ ... 618  <---------- ¤
┌  1:4:9 --- Realisasi ΦΦ ... 786             |
|                                             |
|  2:1:0 - Diagram ... 289 (Artifacts)        |
|  2:2:1 -- Struktur ... 67:Δ                 |
|  2:2:2 --- Model ΔΔΔΔ ... 139 (Flowchart)   |
|  2:3:3 --- Hirarki ΦΦ ... 285 (Sequence)    |
|  2:3:4 -- Metode ... 78:π                   |
|  2:3:5 --- Proses • ... 114 (Grammar)       |
|  2:4:6 --- Matriks ΔΔ ... 248 (Channel)     |
|  2:4:7 -- Interaksi ... 86:Δ                |
|  2:4:8 --- Internal ΔΔ ... 157 (Route)      |
|  2:4:9 --- Eksternal ... 618 (Tree)  ------ ¤
|
|  3:1:0 - Mapping ... 168 (Method)
|  3:2:1 -- Target 6:Δ ... 147 (Model)
|  3:2:2 --- Susunan • ... 329
|  3:3:3 --- Resolusi ΔΔ ... 285
|  3:3:4 -- Validasi 5:√ ... 258 (Track)
|  3:3:5 --- Regenerasi ΦΦΦ ... 285
|  3:4:6 --- Assessment Φ ... 289
|  3:4:7 -- Algoritma 6:Δ ... 369 (Trace)
└> 3:4:8 --- Penelusuran ΦΦ ... 618
   3:4:9 --- Implementasi ¤¤¤¤ ... 943

Formasi

Dengan begitu sistem 5' dan 3' dapat memunculkan kembali rantainya (lihat: new strand pada gambar di atas) untuk dapat memulai kembali proses regenerasi berikutnya.
5' & 3' : 594 = 5' & 94 » 94 & 3' = 943
Hasil akhirnya adalah berupa tiga (3) struktur formasi hexagonal yang terhubung secara vertikal maupun horizontal dengan jumlah 1729. Ini adalah struktur dasar dari projek ini.
786 - 594 = 192 = 1 & 92 = 1 & (46 + 46)
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+
| 102 |   1 |   - |   - |   - |   - |   - |  36 | 139
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+
|   - |   - | 200 |   - |   - |   - |   - |  47 | 247
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+
|   - |   - |   - |  40 |   1 |   - |   - |  73 | 114
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+
|   - |   - |   - |   - |   - | 200 |   - |  86 | 286
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+
|   - |   - |   - |   - |   - |   - |  50 | 107 | 157
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+
|  66 |  30 |   8 |  50 |  30 |   8 |   - | 594 | 786
+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+
  168 |  31   208    90 |  31   208    50 | 943 | {1729}

Permutations:
594 = 5' & 94 » 94 & 3' = 943
943 - 594 = 349, 786 - 594 = 192
31 + 208 + 90 + 31 + 208 + 50 = 618
102 + 1 + 200 + 40 + 1 + 200 + 50 = 594
66 + (31,8,50,31,8) = 78 + (50+66) » 786
168+618=786, 786+157=943, 786+786+157=1729

Sistem ini didapat dengan mengadopsi tahap Rekombinasi DNA yang melibatkan pemecahan dan penyatuan kembali dua kromosom menghasilkan dua kromosom yang disusun ulang:

Dengan berpijak kepada assessment angka² dengan proses yang terjadi secara alamiah maka saya ambil basis proses yang terjadi pada Rekombinasi DNA ini:

Sesuai dengan prinsip prosesnya saya bagi dalam enam (6) tahap. Masing² tahapan sangat panjang uraiannya. Jadi berikut ini saya sajikan berupa rangkuman dari hasil pemetaannya.

Orientasi

Masing² tahap saya namakan sesuai angka kunci (lihat tabulasi). Jadi tahap pertama kita namakan Tahap-139, disusul Tahap-247, Tahap-114, Tahap-286, Tahap-157, dan Tahap-786.

  1. Tahap 139:

    Koneksi angka 36 yang ada di di ujung pemetaan angka 66 (lihat Pola-1729) dengan π(10³) yang diperoleh dengan cara pemecahan 10 node tetraktis kedalam tiga (3) tahap sehingga total noktah nya 10 x 10 x 10 atau 1000 identik dengan 10 pangkat (1+0+2).

    Diantaranya akan ada 168 bilagan² prima. Ini diproses via karakter dasar dari angka 102. Karena formasi pemetaan seluruhnya telah gunakan 29 angka maka outputnya akan berupa koneksi dari sisa objek pemetaan yaitu 168 minus 29 atau 139 objek dari Formasi-7.

  2. Tahap 247:

    Koneksi antara tujuh (7) grup dari 139 objek di atas dengan tujuh (7) grup dari formasi sistem yaitu Formasi-1729 yang berjumlah 1729 dibagi 7 atau 247. Prosesnya diawali via penempatan 200 objek yang dimiliki angka tiga (3) dengan formasi hexagon yaitu enam (6) dari 200 objek tersebut yaitu 206 pada angka tujuh (7).

    Kemudian angka 7 ini melibatkan angka 40 via objek property gabungan 30 dan 66 yaitu 96 membentuk format 9+6 atau prima ke-15 yaitu 47 yang terkoneksi dengan 15x19=285 bilangan² prima sehingga akhirnya sistem masuk di layar ke-2 yaitu sistem dengan formasi 7x47 atau 329.

  3. Tahap 114:

    Koneksi 7 grup dari formasi sistem dengan semua angka dasar yang 114. Untuk sampai ke tahap ini maka setiap 114 angka kunci dasar harus sudah tepat dipetakan masing² secara unik sehingga berujung di formasi pemetaan 7' ke 3' ke 200 objek dari angka tiga (3). Outputnya berupa pengelompokan 114 kedalam 7' kelompok via 3' formasi dari (168,329,289). Diawali formasi 329 yaitu dari (2,3) ke (4,5) dan berujung di formasi 289 yaitu dari (25,89) ke (9,16) dan (9,16,16,16,32) menjadi 1+π(329+289)=1+π(618)=π(619)=114.

  4. Tahap 286:

    Koneksi bilateral dari setiap angka dasar yang 114 dengan objeknya. Ini dilakukan via karakter pemisah dari angka 86 tepat di indeks ke-13 pada Pola Pemetaan. Prosesnya mengikuti distribusi prime pairs yang diawali dari gabungan 200 objek dari angka tiga (3) dengan 86 objek ini pada 286 objek angka dua (2) menjadi 206 objek pada angka 7 via hubungan bilateral dengan angka 40. Dilanjut pemecahan dari gabungan (286,200) ke (109,123,111) objek dari angka (10,11,12) dan (43,52,99) objek dari angka (13,14,15) via bilateral 40 ke angka 8 dan 6 dari 86 dst hingga (4,5,6) objek dari angka (112,113,114).

  5. Tahap 157:

    Koneksi objek dengan konten masing². Hal ini hanya bisa dicapai jika semua tahap sebelumnya sudah dilakukan secara tepat dan akurat sehingga pasangan angka prima (3,5) dapat memberikan ruang kepada pasangan angka prima (5,7) untuk mengeluarkan kekuatan mereka yang sesungguhnya berupa zona 157 yang identik dengan Replication Fork pada Sistem-DNA yaitu zona yang bertugas mereplikasi Objek-DNA ke sejumlah turunan tak berhingga dengan formasi Primes DNA tepat persis sama dengan induknya.

  6. Tahap 786:

    Koneksi konten dengan bobot masing². Prosesnya dilakukan via pemecahan 786 ke 594 yaitu 192 dimana 92 adalah pasangan 46 dari dua (2) pasang kromosom angka prima 23. Proses ini bisa menghasilkan ribuan objek. Namun jika pemetaan kasus tepat dilakukan maka formasi siklusnya akan mengikuti Sistem DNA. Ini ditandai dengan munculnya 114 objek baru dari Formasi-19 dengan masing² bobot 786. Padanya ada dua (2) objek melekat masing² berbobot 102 dan 66. Dengan bantuan komputer kita munculkan kedua objek ini hanya yang berkaitan dengan kasus yang dituju sehingga bisa mulai ke lagi ke tahap awal (lihat Tahap 139) untuk telusuri bagian² dari kasus via koneksi 36 yang lebih spesifik.

Hasil pemetaan dari Skema DNA ini berujung ke 29 baris 8 kolom. Nah jika Anda hitung jumlah sel didalamnya tepat ada 139. Ini yang saya maksudkan dengan angka ini.

Metode

Setiap baris akan saya uraikan ke sub bagian pada halaman ini. Setiap baris dalam satu (1) sub mulai dari sub yang sedang Anda baca ini.

Jadi totalnya akan ada 29 sub. Plus satu (1) sub yang terpakai sebagai pembuka maka semuanya akan tepat tigapuluh (30) sub.

Ini alasannya maka Anda lihat bahwa uraian saya selalu memakai 30 sub bagian. Karena semua berhubungan dengan 29 angka² ini.

Selanjutnya saya uraikan detil dari masing² prosesnya.

Delegasi

Namun perlu Anda ketahui bahwa uraian per baris nya itu sangat panjang. Setiap sel dari 139 sel ini saja perlu banyak ambil tempat untuk dapat menjelaskannya sehingga dapat dipahami.

Selain itu halaman wiki di GitHub ini ada quotanya:

Contoh halaman program dan mapping itu sudah saya peras sedemikian rupa supaya topiknya itu saya bisa jelaskan dalam 1 halaman penuh dimana quotanya masih muat.

Jika topik 139 ini dijelaskan dalam satu (1) halaman ini sudah pasti tidak akan cukup. Jadi kita pecah dalam bentuk tautan ke halaman² lainnya.

Pewarisan

Untuk menjelaskannya maka kita buat dalam bentuk tautan². Namun tautan ini juga bercabang². Anda bisa tersesat dan tak kembali ke halaman ini untuk ikuti ceritanya sampai selesai.


Pencabangan ini dapat dijelaskan dengan chart tentang polarisasi angka² seperti yang tampak di bawah ini. Anda bisa telusuri via kata kunci Finding Number in the Hexagon.

Karenanya saya uraikan dalam bentuk uraian² yang bersambung, saya taruh tautan penyelamat di gambar berikut yang ada ujung dari uraian ini (yang ada tanda panah merah).

Nah Anda ikut terus tautan² gambar yang sama di halaman yang Anda sedang ikuti dengannya Anda bisa kembali ke halaman ini lagi sehingga Anda akan tahu semuanya.

Komposisi

Hampir setiap angka yang tertera pada hasil pemetaan yang 139 ini diperoleh dengan suatu algoritma atau rumus yang rumit dan sulit diikuti.

Daripada bikin Anda mumet maka saya akan uraikan dalam bentuk cerita seperti novel, jadi selain Anda bisa paham maka jalan ceritanya juga akan lebih mudah dicerna.

Supaya nyambung maka ceritanya itu perlu dibuat dimana kita berlaku dalam posisi seperti angka² dengan karakternya masing².

Disini saya ambil angka Dua (2) sebagai tokoh utamanya.

Selain itu setiap angka punya keistimewaan masing, jadi jika kita ada yang kaya ada yang sedang² bahkan ada yang minim maka itu juga akan saya gambarkan pada angka².

Itu sebabnya maka halaman ini diberi judul Sizing boleh dikata merupakan analisa saya mengukur karakter serta kemampuan dan kekayaan dari angka².

Semakin besar suatu angka akan berangsur semakin sedikit keistimewaanya, demikian juga kekayaan yang mereka miliki. Ini bisa Anda lihat di skema angka² di Wikipedia.

Disitu bisa Anda lihat bahwa angka² diatas 300 selain 1729 dan beberapa angka² lain maka mereka itu hampir semuanya hanya kebagian sebagai objek penggembira saja.

Kekayaan angka² ini sulit jika kita ambil dalam bentuk mata uang kita karena nilai nya akan susut terus dari waktu ke waktu. Itu juga berlaku untuk semua mata uang saat ini.

Contoh misal saya bilang 10 juta rupiah bisa jadi beberapa tahun kemudian nilainya susut menjadi seperti 5 juta sekarang, bahkan bisa jadi tinggal 1jt jika terus susut.

Maka cerita ini gak nyambung lagi pada saat itu. Padahal di GitHub Anda bisa berharap apa yang Anda tulis terjamin abadi selama²nya sampai anak cucu, dan terus sampai anak cucu nya lagi.

Jadi saya tidak ambil Rupiah atau Dolar melainkan Dinar Emas.

Satu Dinar setara 4,45 gram emas. Biar gampangnya satu Dinar itu setara dengan satu cincin kawin dari emas yang berat gram pada umumnya adalah 4 sd 5 gram.

Sekarang ini 1 gram emas harganya di kisaran 1 jt rupiah lebih maka 1 Dinar emas adalah berharga 5jt rupiah setara harga satu cincin kawin saat ini.

Jadi misal saya bilang 10 Dinar maka ini berarti 4,45 gram x 10 atau 45,5 gram Emas atau 10 buah cincin kawin. Jadi sampai kapanpun nilainya dihargai sama seperti seberat gram emas ini.

Nah kita mulai ceritanya dari sebuah kongsi kecil²an yang mengikutkan angka Dua (2) sang tokoh utama kita, dia disini masih muda baru lulus sekolah kejuruan jadi masih terhitung bocah.

Dia hanya punya kekayaan dua (2) Dinar pemberian orang tuanya dari orang kebanyakan. Ini diberikan dalam bentuk saham ke saudara orang tuanya itu yaitu Satu (1).

Jadi boleh kata dia dititipin orang tuanya biar bisa kerja.

Kongsi ini dipimpin oleh orang kebanyakan juga yaitu suami isteri yang sudah cukup berumur dengan saham enam (6) Dinar.

Suaminya yang pamannya Dua (2) berperawakan tinggi tegap seperti angka Satu (1). Sedangkan isterinya namanya Nol (0) berperawakan gemuk bulat dan bersifat dominan. Kerjanya makan melulu, maunya duduk leha² di atas kerja suami.

Pamannya Dua (2) si kurus Satu (1) ini sebenarnya pinter tapi gak kaya² karena kerja aja selama ini, blom terpikir bikin usaha. Isterinya sih gak pusingin karena orang tuanya kaya.

Gambaran kekayaan Satu (1) ini samar, dari penampilannya yang perlete tampaknya aja dia memiliki kemampuan daya beli setara tujuh (7) Dinar tapi sebenarnya cuma satu (1) Dinar saja.

Sisa yang enam (6) Dinar ya berupa saham tadi itu asalnya juga dari orang tua Nol (0) yaitu Tigapuluh (30). Makanya Satu (1) ini nunut² aja biar isterinya kayak apa juga bawa rejeki.

Tigapuluh (30) ini memang cukup berada karena memiliki kemampuan belanja setara 60 Dinar. Nanti akan saya ceritakan juga darimana kekayaan ini didapat.

Yang jelas dia yang rekomen Satu (1) ketika punya proyek sambung kabel pembangunan Gedung Baru 29 Lantai senilai 100 Dinar diluar material Kabel yang disediakan pihak yang punya Gedung.

Tigapuluh (30) memang inginnya Satu (1) bikin usaha supaya ada kemajuan biar anaknya yang doyan makan gak merengek mulu minta uang jajan.

Anda mungkin heran sejarah anak dia yang orang kaya bisa²nya mau nikah sama Satu (1). Nanti akan saya ceritakan kisahnya yang romantis.

Property

Kongsi ini akan bergerak di bidang konstruksi sesuai keahlian Satu (1) ini yang bisanya sambung² kabel dia dikenal Kontraktor² Gedung dengan metoda jitu nya yang disebut Metoda 68.

Metoda 68 ini dia dapat hasil ketekunan dia pelajari formasi 66 pada True Prime Pairs. Caranya pakai angka 66+2 atau 68 makanya sebenarnya dia yang perlu angka Dua (2).

Jadi kejasamanya itu sebenarnya terjadi karena sama² saling perlu.

Asal ceritanya juga dia yang kontak orang tua Dua (2) supaya anaknya yang baru lulus sekolah kejuruan ini bisa ikut kerja sama dia.

Kebetulan orang tua Dua (2) gak mau anaknya jadi pekerja saja seperti Satu (1), jadi minta Satu (1) supaya bikin bentuk usaha makanya mereka kasih saham sebisa²nya yaitu dua (2) Dinar.

Singkat cerita kemudian semuanya sepakat namakan kongsi ini dengan gabungan angka dari nama² mereka yang akan kelola perusahaan yaitu Satu (1), Nol (0), dan Dua (2):

CV. Kontraktor Seratus Dua (102).
Total modal nya 6+2 tadi yaitu delapan (8) Dinar, sedangkan logo nya dibuat berbentuk segitiga dimana Nol (0) si isteri tadi jadi direkturnya. Satu (1) di garis depan sebagai pimpro, Dua (2) muda kita karena sahamnya paling kecil ada di garis belakang sebagai manajer lapangan.


Nah seperti itu uraiannya. Panjang kan? Belum lagi cara kerja mereka nanti terapkan formasi 66. Coba kalau dibikin rumus. Seperti apa itu rumusnya supaya nampak ada kaitan tiap² angka.

Yang jelas jangankan kita sendiri bahkan ilmuwan² yang katanya pintar sekalipun baru soal angka dua (2) saja tidak tahu sampai mana kemampuannya.

.

Antarmuka

Tapi ada satu hal..
Sesakti apapun mereka angka² itu, ada yang tidak bisa mereka lakukan:

The Numbers Never Lie.

Jadi cara satu²nya adalah mengkaitkan angka² ini.

Pada project ini kita akan coba bahas keistimewaan² ini.
Bagaimana caranya?

Kita ambil contoh proses dari angka satu (1) ke tujuh (7). Kita beri simbol prosesnya dengan gabungan kedua angka ini yaitu 17 (tujuhbelas).

Kita gunakan akar digital dari operasi angka satu (1) ke sembilan (9) berupa object-19 terhadap object-96 yaitu object dari angka sembilan (9) yang terbagi dalam enam (6) tahap:

19 + 96 = 115 = d(1 + 1 + 5) = d(1 + 6) = d(7)
Kemudian karena selisihnya melibatkan angka enam (6), maka kita gambarkan bentuk penampilannya, misal kira² seperti ini:


Nah ini sih mudah tinggal satu (1) tambah (6) jadi tujuh (7).

Tapi apa sampai situ selesai?
Coba simak keistimewaan angka enam (6):

1 + 2 + 3 = 1 x 2 x 3 = 6
Ini muncul angka lain yaitu dua (2) dan tiga (3), munculnya dalam proses penjumlahan dan perkalian yang sama² hasilnya itu enam (6).


Lalu yang mana yang kita ambil?
Yang pertambahan atau yang perkalian?

Mulai ribet kan..

Maka jika tidak bisa dikait dengan rumus yang cuma bikin persoalan tambah ribet, apa salahnya kita coba dengan cerita novel tadi.. Ya gak..

Nah dengan begitu kita kaitkan aja enam (6) ini, nanti di dalam prosesnya terserah angka enam (6) nya, mau ambil penjumlahan apa perkalian kita serahkan aja sama dia. Selesai.

Mekanisme

Jadi cerita pertamanya adalah tentang kait mengkait di angka 17 ini. Singkatnya semua itu terangkum pada tanggal kemerdekaan negara kita INDONESIA yaitu 17-8-1945.
1945 - 1729 = 216 = 6 x 6 x 6 = 6³


Tanggal kemerdekaan kita ini sebenarnya rangkaian angka yang istimewa. Karena d(17+9) = d(17) maka dari awal sampai akhir dia selalu menggandeng angka prima tujuhbelas (17):

1781945 = d(17+81945) = d(17+8+1+945) = d(17+945)= d(17+9+45) = d(17+4+5) = d(17)
Angka tujuhbelas (17) itu prinsipnya bersifat religius. Bukan kebetulan jika negara ini berpenduduk muslim terbesar di dunia. Itu juga kenapa tiap² ada gejolak masalahnya gak jauh² dari persoalan religius, utamanya jika angka 17 ini merasa terusik dominasi kereligiusannya.


Jadi pengaruh angka itu sangat tinggi terhadap apapun yang berpijak kepadanya. Sekarang simak hasil operasI 17-8-1945 jika prosesnya bukan dari 17 tapi dari angka satu (1):

  1. dari angka satu (1) via angka enam (6) ke angka tujuh (7),
  2. dari angka tujuh (7) ke angka tigabelas (13) via angka delapan (8),
  3. dari angka tigabelas (13) ke empatpuluh satu (41) via angka sembilanbelas (19),
  4. dari angka empatpuluh satu (41) ke empatpuluh lima (45) via angka empat (4),
  5. dari angka empatpuluh lima (45) ke limapuluh (50) via angka lima (5),
  6. dari angka 50 ke 100 dan 102 via duapuluh sembilan (29) kembali ke awal.
Nah cerita di atas saya susun berdasarkan proses yang terkahir yaitu yang ke-6 dimana prosesnya kembali ke tahap awal atau kembali ke angka satu (1).


Proses dari satu (1) melibatkan seratus (100) angka unik. Dari 100 ke 102 diproses angka sepuluh (10) dan dua (2). Sisanya duabelas (12) angka unik mengantar tujuh (7) ke sembilan belas (19).

100 +12 + 2 (Angka 10 dan 2) = 114
Dengan demikian semua ada 114 dan itu unik, artinya tidak dipakai lebih dari sekali. Contohnya Anda bisa ikuti tahap 7 ke 13 itu melibatkan tigapuluh enam (36) angka, semuanya unik.

Integrasi

Sekarang coba kita balik tampilan 17 (tujuhbelas) dari operasi satu (1) ke tujuh (7) menjadi satu (1) dibagi dengan tujuh (7)..

1/7 = 0,142857142857142857142857.. infinity

Lihat hasilnya itu ada enam (6) angka berulang 1, 4, 2, 8, 5 dan 7. Anda bagi angka berapapun dengan tujuh (7) maka maka Anda akan jumpai keenam angka yang berulang ini.

Ujung angka ini ada di 2, 8 dan 5, 7, kita gabung jadi 28 dan 57 yang selisihnya adalah 29. Itulah mengapa semua proses di Sistem DNA itu mau ke kiri, ke kanan, ke atas, ke bawah, ke luar, ke dalam, whatever, semuanya akan terjadi pengulangan di angka duapuluh sembilan (29) ini.

9 + 19 + 29 = 28 + 29 = 57
Dan ini juga sebabnya kenapa DNA itu bentuknya torus berpilin dan muter² dalam lingkup tiga (3) arah secara tiga (3) dimensi (3x3=9) yang secara keseluruhannya menyerupai bentuk trifoil..

Disini mulai nyambung kan? Padahal saya gak pakai rumus², cuma cerita dengan kait mengkait angka satu (1) dan tujuh (7) via angka enam (6), tapi sekali sikat Anda paham Sistem DNA.

Jadi prinsipnya adalah akurasi dari kaitan²nya. Soal operasinya mau tambah, kurang, kali, bagi atau apapun rumusnya terserah mereka toh nanti ujung²nya mereka akan kasih tahu sendiri.

Contohnya soal angka 9, 19 dan 29 pada Sistem DNA ini. Anda boleh uji kebenarannya. Yang jelas dimana² ilmu tentang DNA yang ada saat ini belum belum ada yang mengarah kesini.

Hubungan DNA dengan bilangan prima yang diketahui masih di Prime 5‘ ke 3‘ dan 3‘ ke 5‘. Maka ilmu pengetahuan yang saat ini berkembang bolak-balik mentok saja disitu belum kemana².

Padahal bolak-baliknya karena angka 29 tadi. Tapi gak ada yang mikir kesitu. Jadi bila Anda tidak bisa buktikan sendiri, mungkin Anda harus tunggu beberapa lama sampai ada yang bisa buktikan.

  • The prime 29 can be written as a sum of primes in exactly 3 * 29 ways
  • 29 is (exactly half) of the first 58 powers of two are zeroless numbers
  • 29 is sqrt(6!+(6!+6)/6 and congruent to 2 (mod 9). 2n² + 29 is prime for n = 0 to 28.
  • 29 is the smallest prime of the form 7n+1. The next prime after is the (2+9)th prime.
  • If prime p is the length of the hypotenuse of a Pythagorean triangle if (and only if) p=4n+1. The first primes for which the area of these right triangle are equal are 29 and 37. (The area is the product of the first four primes.)

Dilain pihak karena ini soal kaitan antara angka² maka tema cerita sama sekali gak penting, Anda bisa karang sesuka Anda sejauh hubungan antara angka²nya dibuat seakurat mungkin.

Nah cerita versi saya tadi baru beberapa angka saja yang tersentuh yaitu 0, 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 29, 30, 66, 68, 100, dan 102. Baru 14 angka, relatif sedikit dari 114 angka dasar yang akan kita terapkan.

Modulasi

Skema pemetaan ini akan kita bahas detil kaitannya dengan Sistem DNA dimana ternyata formasi output ketiga layar (1 ke 3) dari input di angka 10 tadi terwakili oleh formasi 13 ke 17 seperti ini:

Untuk itu kita perlu bahas cara menampilkan proses yang terjadi pada 114 angka² ini. Dimana kita petakan komposisi In/Out (IO) dari titik² input dan ouput pada masing² objek.

Nah tigapuluh lima (35) ini ada di angka 17 pada hexagon maka dia merupakan skema 3‘ dan 5‘. Namun hanya berupa pasangan in-out dari 5‘ dan 3‘ karena prosesnya berlanjut ke 50 dan 68.

Seperti sudah diuraikan sebelumnya pada struktur hexagon pada angka 50 ada 68 dan 86 dimana 22 selisihnya akan menjadi basis dari siklus 25 ke 43 dan 43 ke 71 sampai ke angka 114.

Dari batas² angka yang menjadi patokan yaitu 35, 43, 50 dan 68 ini maka dengan prinsip serupa kita dapat kelompokkan angka² berdasarkan urutan dari prosesnya sebagai berikut:

  1. input (12) mewakili polarisasi 12 via 1, 2 dan 11
  2. query (15) mewakili polarisasi 15 via 12, 13 dan 14
  3. result (19) mewakili polarisasi 15 ke 16 dan 16 ke 17
  4. output (22) mewakili polarisasi 17 ke 29 kembali ke 12
Karena basis 18 ke 30 adalah tujuhbelas (17) dan duapuluh sembilan (29), sedangkan basis 69 objek dari 29 adalah enampuluh delapan (68) maka jumlah karakter semuanya akan ada 114:
Input (12) + Query (15) + Result (19) + Ouput (22) = Total 68 Pages


Hasilnya angka² akan tersusun dalam formasi delapanbelas (18) sampai duapuluh sembilan (29) via angka silang 43 ke 26 dan 50 ke 16. Susunan ini saya terapkan berupa halaman² berikut:

12 + (15 + 19) + 22 = (12 + 34) + 22 = 46 + 22 = 68
Chetabahana Project

1: Site
2: Main
3: Project
4: Pratinjau
5: Pola Dasar
6: Bagan Kerja
7: Field Tutorial
8: Cloud Site API
9: Google Ads API
10: Cloud Tasks API
11: Google Trends API
{12}: Basis Implementasi

Daftar Isi

13: Beranda
14: Dunia Internet
    18: Situs Online
    19: Project Online
    20: Apa itu GitHub
15: Programming
    21: Cara Daftar
        30: Personal
        31: Organisasi
    22: Implementasi
        32: GitHub API
        33: Fitur GitHub
    23: Kenapa GitHub
        34: GitHub Actions
        35: Metoda GitHub
16: Publishing
    24: Program
        36: Skema
        37: API v3
        38: API v4
    25: Optimasi
        39: Form
        40: Plugin
        41: Redirect
        42: Sub Modul
        43: Situs GitHub
    26: Collections
        44: Jekyll/Liquid
        45: Size
        46: Hooks
        47: Big Size
        48: Interface
        49: Branching
        50: Application
{17}: Package
    27: Bagan
        51: Attribute
        52: Artifacts
        53: Method
        54: Model
        55: Trace
        56: Track
    28: Diagram
        57: Flowchart
        58: Sequence
        59: Grammar
        60: Channel
        61: Route
        62: Tree
   {29}:Mapping
        63: Sizing
        64: Sorting
        65: Listener
        66: Looping
        67: Capturing
       {68}:Directions

Dari angka 13 sd 29 akan ada tepat 17 angka lanjut ke angka 51 via 27 dimana selisih di 10 ke 50, jika kita hitung dari angka 9 di 38, 10 di 17, 11 di 27, 12 di 51 maka akan berujung 29 di 68.

The smallest prime average of seven consecutive primes: 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29.

Demikian juga jika 17 dilanjut angka 18 di 39 maka berujung 29 di 50. Silang 17 dan 29 ini menjadi signifikan karena pada prime hexagon angka 50 dan 68 ada di kotak yang sama.

Karenanya pemetaan Tabulasi Vektor dan Formasi-1729 di setel seperti berikut ini:

  • 29 Faktor pada Tabulasi Vektor dipetakan via angka 13 sd 29 (17x) lanjut 39 sd 50 (12x)
  • 29 Blok pada Formasi-1729 dipetakan via angka 30 sd 38 (9x), 17 dan 27 (2x), 51 sd 68 (18x)
*  Tabulate Prime Hexagon in 18 vs 19. Reference:
*  https://www.hexspin.com/defining-the-prime-hexagon/
*
*       |         1st (Form)          |         2nd (Route)         |         3rd (Channel)         |
*  -----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*    1  | 19 |  - | 31 | 37 |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - | 103 |  -  |  - |  - |
*       +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*    2  | 20 | 26*|  - | 38 |  - |  - |  - |  - |  - | 74*|  - |  - |  - | 98*| 104*|  -  |  - |  - |
*  -----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+ 
*    3  | 21 | 27*|  - | 39 |  - |  - |  - |  - |  - | 75*|  - |  - |  - | 99*| 105*|  -  |  - |  - |
*       +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*    4  | 22 | 28 |  - | 40 |  - |  - |  - |  - |  - | 76 |  - |  - |  - |100 |  -  |  -  |  - |  - |
*  -----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*    5  | 23 | 29 |  - | 41 |  - |  - |  - |  - |  - | 77 |  - |  - |  - |101 |  -  |  -  |  - |  - | 
*       +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*    6  | 24 |  - |  - | 42 |  - | 54 |  - |  - | 72 | 78 |  - | 90 | 96 |  - |  -  |  -  |  - | 114|
*  =====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+=====+=====+====+====+
*    7  | 25 |  - |  - | 43 |  - | 55 |  - |  - | 73 | 79 |  - | 91 | 97 |  - |  -  |  -  |  - |  - |
*       +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*    8  |  - |  - |  - | 44 |  - | 56 |  - |  - |  - | 80 |  - | 92 |  - |  - |  -  |  -  |  - |  - |
*  -----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*    9  |  - |  - |  - | 45 |  - | 57 |  - |  - |  - | 81 |  - | 93 |  - |  - |  -  |  -  |  - |  - |
*       +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*   10  |  - |  - |  - | 46 | 52 | 58 |  - | 70 |  - | 82 | 88 | 94 |  - |  - |  -  |  -  | 112|  - |
*  -----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*   11  |  - |  - |  - | 47 | 53 | 59 |  - | 71 |  - | 83 | 89 | 95 |  - |  - |  -  |  -  | 113|  - |
*       +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*   12  |  - |  - |  - | 48 |  - | 60 | 66 |  - |  - | 84 |  - |  - |  - |  - |  -  | 108 |  - |  - | 
*  =====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+=====+=====+====+====+
*   13  |  - |  - |  - | 49 |  - | 61 | 67 |  - |  - | 85 |  - |  - |  - |  - |  -  | 109 |  - |  - | 
*       +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*   14  |  - |  - | 32*| 50*|  - | 62 | 68*|  - |  - | 86*|  - |  - |  - |  - |  -  | 110*|  - |  - | 
*  -----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*   15  |  - |  - | 33*| 51*|  - | 63 | 69*|  - |  - | 87*|  - |  - |  - |  - |  -  | 111*|  - |  - | 
*       +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*   16  |  - |  - | 34 |  - |  - | 64 |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - | -  | 106 |  -  |  - |  - | 
*  -----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*   17  |  - |  - | 35 |  - |  - | 65 |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - | -  | 107 |  -  |  - |  - | 
*       +----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+-----+----+----+
*   18  |  - | 30 |{36}|  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - |  - | -  | 102|   - |  -  |  - |  - | <- ∑=168
*  =====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+====+=====+=====+====+====+
*    1  |  2 |  3 |  4 |  5 |  6 |  7 |  8 |  9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |  16 |  17 | 18 | 19 |
*               Δ    Δ                                                     Δ
*
* Note:
* - The marked number with * are outside of group 18 vs 19 
* - Number 68 is in the same hexagon along with 50
* - Reinject number are excatly 102 to 103

Dari tabulasi ini dapat kita lihat peranan signifikan angka 36 yang ada diantara angka 30 dan 102.

Operasional

Konfigurasi ini kita mulai dari Skema-12 berdasarkan angka silang 43 berupa susunan polarisasi 12 ke 17 dan 17 ke 29 dalam empat (4) kelompok yang masing² diproses dalam tiga (3) tahap:

Input (12) + Query (15) + Result (19) + Ouput (22) = Total 68 Pages


Jadi keduanya hanya akan bertemu di dua (2) angka yaitu angka 17 dan 27 dimana selisihnya adalah sepuluh (10) sedangkan jumlah angkanya adalah 10 plus 1 atau sebelas (11).

27 - 17 = 10 = 11 - 1
Kekurangan komposisi di dua (2) angka ini ditutup oleh formasi dobel helix yaitu Skema-12 dari angka 1 sd 12 berlaku input ke angka dua (2) dari rangkap satu (1) atau sebelas (11).
Φ(12) + 11 = Φ(10+2) + 11 = 10² + 11 = 111
Skema inilah yang saya maksud dengan 111+3 yang diproses via prima kembar 11 dan 13 dimana output di angka 17 dan 29 merupakan formasi dasar dari projek ini yaitu Formasi-1729.

Pengelolaan

Itu sebabnya kita lebih memilih skema² yang dibuat berdasarkan kondisi yang terjadi secara alamiah bukan diatur (by design) contoh seperti chart astrologi yang sudah kita bahas.

Dari chart ini maka kita atur komposisi angka² kedalam tabulasi 114. Anda bisa lihat bahwa skema ini juga ternyata identik dengan konfigurasi bilangan prima dari True Prime Pairs:

43 + 71 = 114 = 6 x 19
True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

layer|  i  |   f
-----+-----+----- 
     |  1  | 5
  1  +-----+
     |  2  | 7
-----+-----+---  } 36
     |  3  | 11
  2  +-----+
     |  4  | 13
-----+-----+------
     |  5  | 17
  3  +-----+     } 36
     |  6  | 19
-----+-----+-----
True Prime Pairs:
(5,7), (11,13), (17,19)

Description
===========
Getting result within a huge package (5 to 19) by spreading (11)
the untouched objects (7) and tunneling (13) them in to a definite scheme (17).

Compositions
============

layer| 1st |   2nd (Route)   |           3rd (Channel)           |∑(2,3)
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     |  7  |{19} | 38  | 62  | 63  | 64  | 93  | 94  | 95  | 139        |
  i  +  1  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------      5¨
     |     |  8  | 20  | 39  | 65  | 66  | 68  | 96  | 97  | 98  |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     |  9  | 21  | 40  |{43} | 67  | 69  | 99  | 100 | 101 | 286        |
     +  2  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------      7¨
     |     | 10  | 22  | 41  | 44  | 45  | 70  | 102 | 103 | 104 |            |
  q  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 11  | 23  | 42  | 46  | 47  |{71} | 105 | 106 | 107 | 114        |
     +  3  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     11¨
     |     | 12  | 24  | 25  | 48  | 49  | 72  | 108 | 109 | 110 |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 13  | 26  | 27  | 50  | 51  | 73  | 74  | 111 | 112 | 247        |
     +  4  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     13¨
     |     | 14  | 28  | 29  | 52  | 53  | 75  | 76  | 113 |{114}|            |
  r  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 15  | 30  | 31  | 54  | 55  | 77  | 78  | 79  | 80  | 157        |
     +  5  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------    {17¨}
     |     | 16  | 32  | 33  | 56  | 57  | 81  | 82  | 83  | 84  |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
     |     | 17  | 34  | 35  | 58  | 59  | 85  | 86  | 87  | 88  | 786        |
  o  +  6  +-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     19¨
     |     | 18  | 36  | 37  | 60  | 61  | 89  | 90  | 91  | 92  |            |
-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+-----+------     ---
  ∑  |  21 | 150 |     |     |     |     |     |     |     |     | 1729

     |--------------------------------------------------- 16¨ ---|
     |--------------------------------------- 15¨ ---|
     |--------------------------- 14¨ ---|
     |--------------- 13¨ ---|
     |-- {12¨} --|

Dengan demikian yang menjadi fokus mensimulasi skema dengan cara mengatur komposisi objek dari situ kita gunakan sifat²nya sehingga otomatis akhirnya tak perlu rumus² lagi.

Identifikasi

Perhatikan bahwa pada True Prime Pairs berlaku simetris atas bawah di angka 36. Jadi seolah dia ini berlaku seperti jantungnya bilangan² prima. Berikut pola dari angka ini:

id: 36

---+-----+-----
 1 | 1   |{12}
---+-----+-----
 2 | 13  | 32
---+-----+-----
 3 | 33  |{50}
---+-----+-----
 4 | 51  |{68}
---+-----+-----
 5 | 69  | 70
---+-----+-----
 6 |{71} | 83
---+-----+-----

Permutation:
36 = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8
8th lonely prime = 83
83 = 71 + 12
71 = d(8)
12 = d(3)

Angka 69 merupakan objek dari angka 29 yang merupakan interface ke angka 71 dimana angka ini adalah sentral dari True Prime Pairs sedangkan angka 70 ada di angka 36.

*  ----------------------+-----+-----+-----+                                    ---
*       7 --------- 1,2:1|   1 |  30 |  40 | 71 ({2,3}) ‹-------------@----        |
*       |                +-----+-----+-----+-----+                        |      |
*       |  8 ‹------  3:2|   1 |  30 |  40 |  90 | 161 (7) ‹---           |      5¨
*       |  |             +-----+-----+-----+-----+             |          |      |
*       |  |  6 ‹-- 4,6:3|   1 |  30 | 200 | 231 (10,11,12) ‹--|---       |      |
*       |  |  |          +-----+-----+-----+-----+             |   |      |     ---
*        --|--|-----» 7:4|   1 |  30 |  40 | 200 | 271 (13) --›    | 5®   |      |
*          |  |          +-----+-----+-----+-----+                 |      |      |
*           --|---› 8,9:5|   1 |  30 | 200 | 231 (14,15) ---------›       |      7¨
*  289        |          +-----+-----+-----+-----+-----+                  |      |
*   |          ----› 10:6|  20 |   5 |  10 |  70 |  90 | 195 (19) --› Φ   | 6®   |
*    --------------------+-----+-----+-----+-----+-----+                  |     ---
*       67 --------› 11:7|   5 |   9 |  14 (20) --------› ¤               |      |
*       |                +-----+-----+-----+                              |      |
*       |  78 ‹----- 12:8|   9 |  60 |  40 | 109 (26) «------------       |     11¨
*       |  |             +-----+-----+-----+                       |      |      |
*       |  |  86‹--- 13:9|   9 |  60 |  69 (27) «--- Δ (Rep Fork)  | 2®   |      |
*       |  |  |          +-----+-----+-----+                       |      |     ---
*       |  |   ---› 14:10|   9 |  60 |  40 | 109 (28) -------------       |      |
*       |  |             +-----+-----+-----+                              |      |
*       |   ---› 15,18:11|   1 |  30 |  40 | 71 ({29},30,31,32) ----------      13¨
*  329  |                +-----+-----+-----+                                     |
*    |   ‹--------- 19:12|  10 |  60 | 70 ({36}) ‹--------------------- Φ        |
*     -------------------+-----+-----+                                          ---
*      786 ‹------- 20:13|  90 |  90 (38) ‹-------------- ¤                      |
*       |                +-----+-----+                                           |
*       | 618 ‹- 21,22:14|   8 |  40 |  48 (40,41) ‹----------------------      17¨
*       |  |             +-----+-----+-----+-----+-----+                  |      |
*       |  | 594 ‹- 23:15|   8 |  40 |  70 |  60 | 100 | 278 (42) «--     | 6®   |
*       |  |  |          +-----+-----+-----+-----+-----+             |    |     ---
*        --|--|-»24,27:16|   8 |  40 |  48 ({43},44,45,46) ------------|----     |
*          |  |          +-----+-----+                               |           |
*           --|---› 28:17| 100 | 100 (50) --------------------------»           19¨
*  168        |          +-----+                                                 |
*  |         102 -› 29:18|  50 | 50 (68) ---------> Δ                            |
*  ----------------------+-----+                                                ---

Perhatikan bahwa angka 36 merupakan jembatan dari sistem 29 ke 43. Kedua angka inilah yang akan membawa sistem ke pusaran angka² prima yaitu 619.

Berikut akan akan saya uraikan secara garis besar bagaimana skema dari angka 36 ini dilakukan.

Penampilan

Formasi 114 ini akan dilakukan dari angka 36 ke angka empat puluh tiga (43) yang membawa sistem ke angka delapan puluh sembilan (89) berdasarkan pola bilateral angka sembilan (9).

Konfigurasi angka 43 ini detilnya bisa Anda ikuti pada pembahasan tentang Jekyll-Liquid yang merupakan cara pemrograman yang bisa kita lakukan di Situs GitHub.

Berdasarkan formasi angka² prima maka siklus 29 ke 89 ini berlaku dalam enam tahap jadi angka 100 ini representasi dari 600 maka jumlah 118 dibawa ke angka 618 via 329 dan 289.

Nah fase berikutnya 618 ini ada di angka 619 yang merupakan bilangan prima ke 114. Berikutnya kita bahas bagaimana pola 114 angka ini dalam membentuk formasi dobel helix.

Implementasi

Berikut sebaran di Layar-1,-2,-3. Setiap baris mewakili 3+6=9. Berpasangan per dua (2) baris jadi 18 dan empat (4) baris jadi 36 dalam 6 kelompok 19 formasi 6 vs 108 sehingga totalnya 114.

Helix Nature 🐮 Form (1) Route (2) Channel (3) 🔘
1 7 info 🐄 🔀 🏡 🕒
8 world 🐘 🏠 🎦 🕓
2 9 rating 🐝 🔀 🏡 🕐
10 monitor 🏠 🎦 🕐
3 11 monitor 🔀 🏡 🕐
12 rating 🐝 🏠 🎦 🕐
4 13 team 🐜 🔀 🏡 🕐
14 script 🏇 🏠 🎦 🕛
5 15 script 🏇 🔀 🏡 🕐
16 team 🐜 🏠 🎦 🕛
6 17 world 🐘 🔀 🏡 🕐
18 info 🐄 🏠 🎦 🕛

  • 🔘 Progress Status, Defined by Clock, 🕛 = 0%
  • 🐮 Nature of Content, Provided with the Link to each Wiki
  • 🏠 Organization Page, The List of Repositories (User+Forked)
  • 🎦 Assigned Domain. Portraying the content of each process on the web

Skema dobel helix tampil di enam (6) x 🔀 via repository angka dua (2) berupa 286 objek prima kembar 2x11x13 pola 25 ke 2x13 vs 11 via 4 x id: 26 sd 29 dan proses via 110 x id: 30 ke 139:

∑(objek) = ∑(blok) x 110/11 + ∑(sel) x 26/13 = 20x10 + (18+25) x 2 = 200+86 = 286
  • Blok 1 sd 7 (29 sel) format blok 8 yaitu sel 30 sd 36 (7 sel) via 7 x id: 30 sd 36,
  • Blok 9 sd 10 (total 2 blok) yaitu sel 37 sd 48 (total 12 sel) via 12 x id: 37 sd 48,
  • Blok 11 sd 13 (total 3 blok) yaitu sel 49 sd 59 (total 11 sel) via 11 x id: 49 sd 59,
  • Blok 14 sd 17 (total 4 blok) yaitu sel 60 sd 78 (total 19 sel) via 19 x id: 60 sd 78,
  • Blok 18 sd 20 (total 3 blok) yaitu sel 79 sd 96 (total 18 sel) via 18 x id: 79 sd 96,
  • Blok 21 sd 24 (total 4 blok) yaitu sel 97 sd 114 (total 18 sel) via 18 x id: 97 sd 114,
  • Blok 25 sd 29 (total 5 blok) yaitu sel 115 sd 139 (total 25 sel) via 25 x id: 115 sd 139.
Secara prinsip, kita akan sampai seluruhnya ke konfigurasi angka² berupa pola 66 via 6 x 16 = 96 yang terbagi dalam 7 x 2 = 14 tahapan proses dari 5 objek ke π(619) = 114 berikut ini:
6 x 19 = 6 x (1 & 9) = 6 x (1 & (4,5)) = π(6 & (14+5)) = π(6 & 19) = π(619) = 114


Disini kita akan telusuri formasi yang terkait. Karena prinsipnya dibalik kesaktian dari Angka² ada satu hal yang mereka takkan mampu lakukan yaitu bahwasanya mereka tidak bisa bohong.

Sekian.
17/8/(1945+75)M

SALAM Sukses!
© Chetabahana Project

Referensi

🔼 Intro ◀️ Prev 🔁 Base Next ▶️ Last 🔽
This wiki is courtesy of Chetabahana Project. Find all of them on Project Map.
Clone this wiki locally